Skip to main content

Keutamaan Dzikir kepada Allah

Firman Allah :
ياَيُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوا اذْكُرُوا اللهَ ذِكْرًا كَثِيْرًا وَّ سَبّحُوْهُ بُكْرَةً وَّ اَصِيْلاً. الاحزاب:41-42
Hai orang-orang yang beriman berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah dengan dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang. [QS. Al-ahzab : 41-42]
وَ اذْكُرْ رَّبَّكَ فِيْ نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَّ خِيْفَةً وَّ دُوْنَ اْلجَهْرِ مِنَ اْلقَوْلِ بِاْلغُدُوّ وَ اْلاصَالِ وَ لاَ تَكُنْ مّنَ اْلغفِلِيْنَ. الاعراف:205
Dan sebutlah nama Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai. [QS. Al-A’raf : 205]
فَاذْكُرُوْنِيْ اَذْكُرْكُمْ وَ اشْكُرُوْلِيْ وَ لاَ تَكْفُرُوْنِ. البقرة:152
Maka ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat kepadamu dan bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu mengingkari (ni’mat)-Ku. [QS. Al-Baqarah : 152].
اِنَّ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ اْلمُسْلِمتِ وَ اْلمُؤْمِنِيْنَ وَ اْلمُؤْمِنتِ وَ اْلقنِتِيْنَ وَ اْلقنِتتِ وَ الصّدِقِيْنَ وَ الصّدِقتِ وَ الصّبِرِيْنَ وَ الصّبِرتِ وَ اْلخشِعِيْنَ وَ اْلخشِعتِ وَ اْلمُتَصَدّقِيْنَ وَ اْلمُتَصَدّقتِ وَ الصَّآئِمِيْنَ وَ الصَّآئِمتِ وَ اْلحفِظِيْنَ فُرُوْجَهُمْ وَ اْلحفِظتِ وَ الذَّاكِرِيْنَ اللهَ كَثِيْرًا وَّ الذَّاكِرتِ اَعَدَّ اللهُ لَهُمْ مَّغْفِرَةً وَّ اَجْرًا عَظِيْمًا. الاحزاب:35
Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mu’min, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam kethaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang shabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu’, laki-laki dan perempuan yang bersedeqah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar. [QS. Al-Ahzab : 35]
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللهَ وَ اْليَوْمَ اْلاخِرَ وَ ذَكَرَ اللهَ كَثِيْرًا. الاحزاب:21
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan hari akhir dan dia banyak menyebut Allah. [QS. Al-Ahzab : 21]
عَنْ اَبِى مُوْسَى اْلاَشْعَرِيّ رض عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: مَثَلُ الَّذِى يَذْكُرُ رَبّهُ وَ الَّذِى لاَ يَذْكُرُهُ مَثَلُ اْلحَيّ وَ اْلمَيّتِ. البخارى
Dari Abu Musa Al-Asy’ariy RA ia berkata : Nabi SAW bersabda, “Perumpamaan orang yang dzikir kepada Tuhannya dengan orang yang tidak dzikir kepada-Nya, bagaikan perbedaan antara orang yang hidup dengan orang yang mati”. [HR. Bukhari]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: يَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى اَنَا عِنْدَ ظَنّ عَبْدِى بِى وَ اَنَا مَعَهُ اِذَا ذَكَرَنِى فَاِنْ ذَكَرَنِى فِى نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ فِى نَفْسِى وَ اِنْ ذَكَرَنِى فِى مَـَلإٍ ذَكَرْتُهُ فِى مَـَلإٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ. البخارى و مسلم
Dari Abu Hurairah RA ia berkata : Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda : Allah Ta’ala berfirman, “Aku selalu mengikuti sangkaan hamba-Ku kepada-Ku dan Aku selalu menyertainya jika ia berdzikir (ingat) kepada-Ku, jika ia ingat kepada-Ku dalam hatinya, Aku ingat padanya dalam diri-Ku, dan jika ia dzikir (menyebut-Ku) dalam kumpulan orang-orang, niscaya Aku menyebutnya dalam kumpulan yang lebih baik dari pada mereka”. [HR. Bukhari Muslim].
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ بُسْرٍ رض اَنَّ رَجُلاً قَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، اِنَّ شَرَائِعَ اْلاِسْلاَمِ قَدْ كَثُرَتْ عَلَيَّ فَاَخْبَرَنِى بِشَيْءٍ اَتَشَبَّبُ بِهِ؟ قَالَ: لاَ يَزَالُ لِسَانُكَ رَطْبًا مِنْ ذِكْرِ اللهِ. الترمذى
Dari Abdullah bin Busr RA, ia berkata : Ada seorang bertanya kepada Rasulullah SAW, “Ya Rasulullah, sesungguhnya syari’at-syari’at Islam sangat banyak (amal kebaikannya), maka ajarkanlah kepada saya sesuatu yang akan saya pegang baik-baik”. Nabi SAW bersabda, “Hendaklah lidahmu selalu basah dari dzikir kepada Allah”. [HR. Tirmidzi].
Dzikir Laa ilaaha illallooh
عَنْ جَابِرٍ رض قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: اَفْضَلُ الذّكْرِ لاَ اِله اِلاَّ اللهُ. الترمذى
Dari Jabir RA, ia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Seutama-utama dzikir ialah : Laa ilaaha illallooh”. (Tiada Tuhan selain Allah). [HR. Tirmidzi].
عَنْ اَنَسٍ رض اَنَّ النَّبِيَّ ص وَ مُعَاذُ رَدِيْفُهُ عَلَى الرَّحْلِ قَالَ: يَا مُعَاذُ بْنَ جَبَلٍ ! قَالَ: لَبَّيْكَ يَا رَسُوْلَ اللهِ وَ سَعْدَيْكَ ثَلاَثًا. قَالَ: مَا مِنْ اَحَدٍ يَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلَ اللهِ صِدْقًا مِنْ قَلْبِهِ اِلاَّ حَرَّمَهُ اللهُ عَلَى النَّارِ. قَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، اَفَلاَ اُخْبِرُ بِهِ النَّاسَ وَ فَيَسْتَبْشِرُوْا؟ قَالَ: اِذًا يَتَّكِلُوْا. وَ اَخْبَرَ بِهَا مُعَاذٌ عِنْدَ مَوْتِهِ تَاَثُّمًا. البخارى و مسلم
Dari Anas RA, bahwasanya Nabi SAW bersabda (kepada Mu’adz), ketika itu Mu’adz membonceng beliau di atas unta. Beliau bersabda, “Hai Mu’adz bin Jabal”. Mu’adz menjawab, “Labbaik, ya Rasulallah wa sa’daik. (Saya sambut panggilanmu Ya Rasulullah, dan semoga kebahagiaan atasmu)”. Mu’adz menjawab demikian tiga kali. Beliau bersabda, “Tidaklah seseorang bersaksi bahwasanya Tidak ada Tuhan selain Allah, dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, ikhlas dari lubuk hatinya, kecuali Allah mengharamkannya masuk neraka”. Mu’adz bertanya, “Ya Rasulullah, bolehkah yang demikian itu saya khabarkan kepada orang-orang sehingga mereka itu bergembira ? Kalau begitu mereka akan mengandalkan hal itu (dari lemah untuk beramal)”. Kemudian ketika Mu’adz akan meninggal dia mengkhabarkan hal itu karena takut berdosa (kalau tidak menyampaikannya). [HR. Bukhari dan Muslim].
عَنْ زَيْدِ بْنِ اَرْقَمَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَنْ قَالَ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ مُخْلِصًا دَخَلَ اْلجَنَّةَ. قِيْلَ: وَ مَا اِخْلاَصُهَا؟ قَالَ: اَنْ تَحْجُزَهُ عَنْ مَحَارِمِ اللهِ. الطبرانى فى الاوسط
Dari Zaid bin Arqam RA ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa mengucapkan Laa ilaaha illallooh dengan ikhlash, dia masuk surga”. Beliau ditanya, “Bagaimana mengikhlashkannya ?”. Beliau SAW menjawab, “Dengan ucapan tersebut bisa menjauhkannya dari larangan-larangan Allah”. [HR. Thabrani di dalam Al-Ausath].
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: جَدّدُوْا اِيْمَانَكُمْ. قِيْلَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ وَ كَيْفَ نُجَدّدُ اِيْمَانَنَا؟ قَالَ: اَكْثِرُوْا مِنْ قَوْلِ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ. احمد باسناد حسن و الطبرانى
Dari Abu Hurairah RA ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Perbaruilah iman kalian !”. Beliau SAW ditanya, “Ya Rasulullah, bagaimana caranya kami memperbarui iman kami ?”. Nabi SAW bersabda, “Perbanyaklah ucapan Laa ilaaha illallooh”. [HR. Ahmad dengan Sanad Hasan dan Thabrani].
عَنْ عَمْرٍو رض قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: اِنّى َلاَعْلَمُ كَلِمَةً لاَ يَقُوْلُهَا عَبْدٌ حَقًّا مِنْ قَلْبِهِ فَيَمُوْتُ عَلَى ذلِكَ اِلاَّ حُرّمَ عَلَى النَّارِ: لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ. الحاكم و قال صحيح على شرطهما
Dari ‘Amr RA ia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya aku mengetahui suatu kalimat yang tidaklah seorang hamba mengucapkannya ikhlash dari lubuk hatinya, lalu dia meninggal dalam keadaan itu, kecuali Allah mengharamkan atasnya neraka, yaitu kalimat Laa ilaaha illallooh”. [HR. Hakim ia berkata Shahih atas syarath Bukhari Muslim].
عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَفَاتِيْحُ اْلجَنَّةِ شَهَادَةُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ. احمد و البزار
Dari Mu’adz bin Jabal RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Kunci-kuncinya surga itu adalah kesaksian Laa ilaaha illallooh”. [HR. Ahmad dan Al-Bazzar].
Dzikir Laa ilaaha illallooh wahdahu laa syariika lah
عَنْ اَبِى اَيُّوْبَ اْلاَنْصَارِيّ رض عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: مَنْ قَالَ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ لَهُ اْلمُلْكُ وَ لَهُ اْلحَمْدُ وَ هُوَ عَلَى كُلّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عَشْرَ مَرَّاتٍ كَانَ كَمَنْ اعْتَقَ اَرْبَعَةَ اَنْفُسٍ مِنْ وَلَدِ اِسْمَاعِيْلَ. البخارى و مسلم
Dari Abu Ayyub Al-Anshariy RA, ia berkata : Nabi SAW bersabda, “Barangsiapa membaca Laa ilaaha illaallooh wahdahu laa syariikalah lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘alaa kulli syai-in qodiir. (Tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya segala kerajaan dan bagi-Nya segala puji dan Dia berkuasa atas segala sesuatu) sebanyak sepuluh kali, maka ia bagaikan orang yang memerdekakan empat orang dari keturunan Nabi Ismail AS”. [HR. Bukhari dan Muslim].
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: مَنْ قَالَ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ لَهُ اْلمُلْكُ وَ لَهُ اْلحَمْدُ وَ هُوَ عَلَى كُلّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ فِى يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ كَانَتْ لَهُ عَدْلَ عَشْرِ رِقَابٍ. وَ كُتِبَتْ لَهُ مِائَةُ حَسَنَةٍ وَ مُحِيَتْ عَنْهُ مِائَةُ سَيّئَةٍ وَ كَانَتْ لَهُ حِرْزًا مِنَ الشَّيْطَانِ يَوْمَهُ ذلِكَ حَتّى يُمْسِيَ وَ لَمْ يَأْتِ اَحَدٌ بِاَفْضَلَ مِمَّا جَاءَ بِهِ اِلاَّ رَجُلٌ عَمِلَ اَكْثَرَ مِنْهُ. وَ قَالَ: مَنْ قَالَ سُبْحَانَ اللهِ وَ بِحَمْدِهِ فِى يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ حُطَّتْ خَطَايَاهُ وَ اِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ اْلبَحْرِ. البخارى و مسلم
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa membaca Laa ilaaha illallooh wahdahu laa syariika lah lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘alaa kulli syai-in qodiir. (Tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya segala kerajaan dan bagi-Nya segala puji dan Dia berkuasa atas segala sesuatu), setiap hari seratus kali seimbang dengan ia memiliki sepuluh budak, dan dicatat untuknya seratus kebaikan dan dihapuskan dari padanya seratus dosa dan ia terpelihara dari gangguan syaithan pada hari itu hingga sore hari. Dan tiada seorang yang lebih utama daripada amalnya kecuali orang yang berbuat lebih banyak dari padanya. Dan siapa yang membaca Subhaanalloohi wa bihamdih (Maha Suci Allah dengan segala pujian-Nya) seratus kali setiap hari, niscaya akan dihapuskan dosa-dosanya walau sebanyak buih di laut. [HR. Bukhari dan Muslim]
عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ اَبِيْهِ عَنْ جَدّهِ رض اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: خَيْرُ الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ وَ خَيْرُ مَا قُلْتُ اَنَا وَ النَّبِيُّوْنَ مِنْ قَبْلِى لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ لَهُ اْلمُلْكُ وَ لَهُ اْلحَمْدُ وَ هُوَ عَلَى كُلّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. الترمذى و قال حديث حسن غريب
Dari ‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya RA, bahwasanya Nabi SAW bersabda, “Sebaik-baik doa adalah doa pada hari Arafah, dan sebaik-baik apa yang aku baca dan yang dibaca pula oleh Nabi-nabi sebelumku ialah Laa ilaaha illallooh wahdahu laa syariika lah lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘alaa kulli syai-in qodiir”. [HR. Tirmidzi, ia berkata Hadits hasan Gharib].
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ اَبِى اَوْفَى رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَنْ قَالَ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ اَحَدًا صَمَدًا لَمْ يَلِدْ وَ لَمْ يُوْلَدْ وَ لَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا اَحَدٌ كَتَبَ اللهُ لَهُ اَلْفَيْ اَلْفِ حَسَنَةٍ. الطبرانى
Dari ‘Abdullah bin Abi Aufa RA ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa membaca Laa ilaaha illalloohu wahdahu laa syariika lah ahadan shomadan lam yalid walam yuulad wa lam yakun lahu kufuwan ahad, Allah mencatat baginya dua juta kebaikan”. [HR. Thabrani].
[Bersambung]
عَنْ سَمُرَةَ بْنِ جُنْدَبٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اَحَبُّ اْلكَلاَمِ اِلَى اللهِ اَرْبَعٌ لاَ يَضُرُّكَ بِاَيّهِنَّ بَدَأَتْ: سُبْحَانَ اللهِ، وَ اْلحَمْدُ ِللهِ وَ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ، وَ اللهُ اَكْبَرُ. مسلم
Dari Samurah bin Jundab RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Ucapan yang paling disukai Allah itu ada empat. Tidak mengapa kamu memulai membaca dari mana saja, (yaitu) Subhaanallooh wal hamdu lillaah wa Laa ilaaha illallooh walloohu akbar (Maha suci Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada Tuhan selain Allah dan Allah Maha Besar). [HR. Muslim].
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: كَلِمَتَانِ خَفِيْفَتَانِ عَلَى اللّسَانِ ثَقِيْلَتَانِ فِى اْلمِيْزَانِ حَبِيْبَتَانِ اِلَى الرّحْمنِ: سُبْحَانَ اللهِ وَ بِحَمْدِهِ وَ سُبْحَانَ اللهِ اْلعَظِيْمِ. البخارى و مسلم
Dari Abu Hurairah RA ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Ada dua ucapan yang ringan bagi lesan tetapi berat pada timbangan dan disukai oleh Allah Yang Maha Rahman, (yaitu) Subhaanalloohi wa bihamdihi subhaanalloohil ‘adhiim (Maha Suci Allah dan dengan segala puji-Nya dan Maha Suci Allah Yang Maha Agung)”. [HR. Bukhari dan Muslim]
عَنْ اَبِى مُوْسَى اْلاَشْعَرِيّ رض قَالَ: قَالَ لِى النَّبِيُّ ص: اَلاَ اَدُلُّكَ عَلَى كَنْزٍ مِنْ كُنُوْزِ اْلجَنَّةِ؟ فَقُلْتُ: بَلَى يَا رَسُوْلَ اللهِ. قَالَ: قُلْ لاَ حَوْلَ وَ لاَ قُوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ. البخارى و مسلم
Dari Abu Musa Al-Asy’ariy RA, ia berkata : Nabi SAW bersabda kepadaku, “Maukah aku tunjukkan kepadamu tentang perbendaharaan dari perbendaharaan-perbendaharaan surga ?”. Aku menjawab, “Baiklah ya Rasulullah”. Beliau bersabda, “Katakanlah : Laa haula wa laa quwwata illa billaah. (Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah)”. [HR. Bukhari dan Muslim]
عَنْ سَعْدِ بْنِ اَبِى وَقَّاصٍ رض قَالَ: كُنَّا عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ ص فَقَالَ: اَيَعْجِزُ اَحَدُكُمْ اَنْ يَكْسِبَ كُلَّ يَوْمٍ اَلْفَ حَسَنَةٍ؟ فَسَأَلَهُ سَائِلٌ مِنْ جُلَسَائِهِ: كَيْفَ يَكْسِبُ اَدَدُنَا اَلْفَ حَسَنَةٍ؟ قَالَ: يُسَبّحُ مِائَةَ تَسْبِيْحَةٍ فَيُكْتَبُ لَهُ اَلْفُ حَسَنَةٍ اَوْ يُحَطُّ عَنْهُ اَلْفُ خَطِيْئَةٍ. مسلم
Dari Sa’ad bin Abu Waqqash RA, ia berkata : Ketika kami duduk di sisi Rasulullah SAW, tiba-tiba beliau bersabda, “Apakah tidak mampu salah seorang diantaramu untuk menghasilkan seribu kebaikan setiap hari ?”. Maka diantara kami ada seorang yang bertanya, ”Bagaimanakah caranya seseorang diantara kami untuk mendapatkan keuntungan seribu kebaikan itu ?”. Nabi SAW bersabda, “Membaca tasbih (Subhaanallooh) seratus kali, maka dicatat untuknya seribu kebaikan atau dihapus dari padanya seribu kesalahan”. [HR. Muslim].
عَنْ ثَوْبَانَ رض قَالَ: كَانَ رَسُوْلُ اللهِ ص اِذَا انْصَرَفَ مِنْ صَلاَتِهِ اسْتَغْفَرَ ثَلاَثًا وَ قَالَ: اَللّهُمَّ اَنْتَ السَّلاَمَ وَ مِنْكَ السَّلاَمُ تَبَارَكْتَ يَا ذَا اْلجَلاَلَ وَ اْلاِكْرَامِ. مسلم
Dari Tsauban RA, ia berkata : Adalah Rasulullah SAW apabila selesai shalat membaca istighfar tiga kali, kemudian membaca : Alloohumma antas-salaam wa minkas-salaam tabaarokta yaa dzal jalaali wal ikroom (Ya Allah Engkaulah Assalaam dan daripada-Mu lah segala keselamatan. Maha Berkah Engkau Yang Maha Gagah dan Maha Mulia). [HR. Muslim].
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض عَنْ رَسُوْلِ اللهِ ص: مَنْ سَبَّحَ اللهَ فِى دُبُرِ كُلّ صَلاَةٍ ثَلاَثًا وَ ثَلاَثِيْنَ وَ حَمِدَ اللهَ ثَلاَثًا وَ ثَلاَثِيْنَ وَ كَبَّرَ اللهَ ثَلاَثًا وَ ثَلاَثِيْنَ فَتِلْكَ تِسْعَةٌ وَ تِسْعُوْنَ وَ قَالَ: تَمَامُ اْلمِائَةِ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ لَهُ اْلمُلْكُ وَ لَهُ اْلحَمْدُ وَ هُوَ عَلَى كُلّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ غُفِرَتْ  خَطَايَاهُ وَ اِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ اْلبَحْرِ. مسلم
Dari Abu Hurairah RA, dari Rasulullah SAW beliau bersabda, “Barangsiapa yang membaca tasbih (Subhaanallooh) setelah selesai shalat sebanyak tiga puluh tiga kali, membaca tahmid (Alhamdu lillaah) tiga puluh tiga kali, takbir (Alloohu Akbar) tiga puluh tiga kali sehingga jumlahnya itu sembilan puluh sembilan, dan untuk menggenapkan seratus membaca : Laa ilaaha illallooh wahdahu laa syariika lah lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘alaa kulli syai-in qodiir. (Tidak ada Tuhan selain Allah yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya segala kerajaan dan bagi-Nya segala puji dan Dia berkuasa atas segala sesuatu), niscaya diampuni dosa-dosanya meskipun sebanyak buih di laut. [HR. Muslim]

Comments

Popular posts from this blog

Tata Pelaksanaan Ibadah Qurban Sesuai Tuntunan Rasulullah

1. Waktu penyembelihan : عَنْ اَنَسٍ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ ص يَوْمَ النَّحْرِ مَنْ كَانَ ذَبَحَ قَبْلَ الصَّلَاةِ فَلْيُعِدْ . متفق عليه. وللبخارى. مَنْ ذَبَحَ قَبْلَ الصَّلَاةِ فَاِنَّمَا يَذْبَحُ لِنَفْسِهِ. وَ مَنْ ذَبَحَ بَعْدَ الصَّلَاةِ فَقَدْ تَمَّ نُسُكُهُ وَ اَصَابَ سُنَّةَ الْمُسْلِمِيْنَ . البخارى عن البراء، فى نيل الاوطار 5 : 140 Dari Anas, ia berkata, Nabi SAW bersabda pada hari Nahr ('iedul Adlha), "Barangsiapa yang menyembelih sebelum shalat 'ied, maka hendaklah ia mengulangi". [Muttafaq 'alaih]. Dan bagi Bukhari : "Barangsiapa menyembelih sebelum shalat, maka sesungguhnya ia hanya menyembelih untuk dirinya sendiri (yakni tidak dinilai sebagai ibadah qurban), dan barangsiapa menyembelih sesudah shalat maka sempurnalah ibadah sembelihannya dan bersesuaianlah pelaksanaannya dengan sunnah kaum muslimin" . [HR. Bukhari dari Al-Baraa', dalam Nailul Authar juz 5, hal. 140] Berdasar riwayat dari Sulaiman Ibnu Musa

Berjabat tangan dan bermuka manis.

عَنْ اَبِى ذَرّ قَالَ: قَالَ لىِ النَّبِيُّ ص: لاَ تَحْقِرَنَّ مِنَ اْلمَعْرُوْفِ شَيْئًا وَ لَوْ اَنْ تَلْقَى اَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ . مسلم 4: 2026 Dari Abu Dzarr, ia berkata : Nabi SAW bersabda kepadaku, "Janganlah kamu meremehkan sesuatu kebaikan meskipun berupa kamu bertemu saudaramu dengan wajah yang berseri-seri" . [HR. Muslim juz 4, hal. 2026] عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: كُلُّ مَعْرُوْفٍ صَدَقَةٌ، وَ اِنَّ مِنَ اْلمَعْرُوْفِ اَنْ تَلْقَى اَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ، وَ اَنْ تُفْرِغَ مِنْ دَلْوِكَ فِى اِنَاءِ اَخِيْكَ . الترمذى 3: 234، و قال: هذا حديث حسن صحيح Dari Jabir bin 'Abdullah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Setiap kebaikan adalah sedeqah, dan sesungguhnya termasuk kebaikan ialah kamu bertemu saudaramu dengan wajah yang berseri-seri, dan (termasuk kebaikan pula) kamu menuangkan air dari timbamu ke bejana saudaramu" . [HR. Tirmidzi juz 3, hal. 234, ia berkata : Ini hadits Hasan shahih

Halal Haram dalam Islam - Tentang Mengolok-olok, Su-udhan, Tajassus dan Ghibah

Firman Allah SWT : ياَيُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوْا لاَ يَسْخَرْ قَوْمٌ مّنْ قَوْمٍ عَسى اَنْ يَّكُوْنُوْا خَيْرًا مّنْهُمْ وَ لاَ نِسَآءٌ مّنْ نّسَآءٍ عَسى اَنْ يَّكُنَّ خَيْرًا مّنْهُنَّ، وَ لاَ تَلْمِزُوْآ اَنْفُسَكُمْ وَ لاَ تَنَابَزُوْا بِاْلاَلْقَابِ، بِئْسَ اْلاِسْمُ اْلفُسُوْقُ بَعْدَ اْلاِيْمَانِ، وَ مَنْ لَّمْ يَتُبْ فَاُولئِكَ هُمُ الظَّالِمُوْنَ(11) ياَيُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مّنَ الظَّنّ، اِنَّ بَعْضَ الظَّنّ اِثْمٌ وَّ لاَ تَجَسَّسُوْا وَ لاَ يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًا، اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُ، وَ اتَّقُوا اللهَ، اِنَّ اللهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ(12) الحجرات:11-12 Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang