Dalam Islam mengatur segala urusan manusia di kehidupan dunia, salah satunya sebagai umat islam diwajibkan mencari rezqi yang halal. Berikut disampaikan dasar perintah (Al-Quran dan Hadis) dalam mencari rezqi yang halal.
Firman
Allah SWT :
ياَيُّهَا
الَّذِيْنَ امَنُوْا لاَ تَأْكُلُوْآ اَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِاْلبَاطِلِ اِلآَّ
اَنْ تَكُوْنَ تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ مّنْكُمْ، وَ لاَ تَقْتُلُوْآ اَنْفُسَكُمْ،
اِنَّ اللهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيْمًا. وَ مَنْ يَّفْعَلْ ذلِكَ عُدْوَانًا وَّ
ظُلْمًا فَسَوْفَ نُصْلِيْهِ نَارًا، وَ كَانَ ذلِكَ عَلَى اللهِ يَسِيْرًا. اِنْ
تَجْتَنِبُوْا كَبئِرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ نُكَفّرْ عَنْكُمْ سَيّاتِكُمْ وَ
نُدْخِلْكُمْ مُدْخَلاً كَرِيْمًا.
النساء:29-31
Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan
jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka
sama suka diantara kamu. Dan janganlah kamu membunuh
dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. (29) Dan barangsiapa
berbuat demikian dengan melanggar hak dan aniaya, maka Kami kelak akan memasukkannya ke dalam neraka. Yang
demikian itu adalah mudah bagi Allah. (30) Jika kamu menjauhi dosa-dosa
besar diantara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosa yang
kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga). (31)
[QS. An-Nisaa’ :
29-31]
وَ
اَوْفُوا اْلكَيْلَ اِذَا كِلْتُمْ وَ زِنُوْا بِاْلقِسْطَاسِ اْلمُسْتَقِيْمِ،
ذلِكَ خَيْرٌ وَّ اَحْسَنُ تَأْوِيْلاً.
الاسراء:35
Dan
sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah dengan neraca yang
benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya.
[QS. Al-Israa’ :
35]
اَوْفُوا
اْلكَيْلَ وَ لاَ تَكُوْنُوْا مِنَ اْلمُخْسِرِيْنَ. وَزِنُوْا بِاْلقِسْطَاسِ
اْلمُسْتَقِيْمِ. وَ لاَ تَبْخَسُوا النَّاسَ اَشْيَآءَهُمْ وَ لاَ تَعْثَوْا فِى
اْلاَرْضِ مُفْسِدِيْنَ.
الشعراء:181-183
Sempurnakanlah
takaran dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang merugikan, (181) dan
timbanglah dengan timbangan yang lurus.
(182) Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan
janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan.
[QS. Asy-Syu’araa’ :
181-183]
وَيْلٌ
لّلْمُطَفّفِيْنَ. الَّذِيْنَ اِذَا اكْتَالُوْا عَلَى النَّاسِ يَسْتَوْفُوْنَ. وَ
اِذَا كَالُوْهُمْ اَوْ وَّزَنُوْهُمْ يُخْسِرُوْنَ. اَلاَ يَظُنُّ اُولئِكَ
اَنَّهُمْ مَبْعُوْثُوْنَ. لِيَوْمٍ عَظِيْمٍ. يَوْمَ يَقُوْمُ النَّاسُ لِرَبّ
اْلعلَمِيْنَ.
المطففين:1-6
Kecelakaan
besarlah bagi orang-orang yang curang, (1) (yaitu) orang-orang yang apabila
menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi, (2) dan apabila mereka
menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi. (3) Tidakkah
orang-orang itu menyangka, bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan, (4) pada
suatu hari yang besar, (5) (yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Tuhan
semesta alam ? (6)
[QS. Al-Muthaffifiin : 1-6]
ياَيُّهَا
النَّاسُ كُلُوْا مِمَّا فِى اْلاَرْضِ حَللاً طَيّبًا وَّ لاَ تَتَّبِعُوْا
خُطُوتِ الشَّيْطنِ، اِنَّه لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ.
البقرة:168
Hai
sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti
langkah-langkah syaithan, karena sesungguhnya syaithan itu adalah musuh yang
nyata bagimu.
[QS. Al-Baqarah : 168]
Hadits
Nabi SAW :
عَنْ
اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: سُئِلَ رَسُوْلُ اللهِ ص عَنْ اَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ
النَّاسَ اْلجَنَّةَ. قَالَ: تَقْوَى اللهِ وَ حُسْنُ اْلخُلُقِ. وَ سُئِلَ عَنْ
اَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ النَّارَ. قاَلَ: اَلْفَمُ وَ
اْلفَرْجُ.
الترمذى 3: 245، رقم 2072، و قال هذا حديث صحيح غريب
Dari
Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW pernah
ditanya tentang sesuatu yang paling banyak menyebabkan manusia masuk surga.
Beliau SAW menjawab, “Taqwa
kepada Allah dan akhlaq yang baik”,
Dan beliau ditanya tentang sesuatu yang paling banyak menyebabkan manusia masuk
neraka. Beliau menjawab, “(Sesuatu
yang paling banyak menyebabkan manusia masuk neraka) adalah mulut dan
kemaluan”.
[HR. Tirmidzi juz 3, hal. 245, no. 2072, dan ia berkata
: Ini hadits shahih, gharib]
عَنْ
اَبِى بَرْزَةَ اْلاَسْلَمِيّ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لاَ تَزُوْلُ قَدَمَا
عَبْدٍ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمْرِهِ فِيْمَا اَفْنَاهُ، وَ عَنْ عِلْمِهِ فِيْمَا
فَعَلَ، وَ عَنْ مَالِهِ مِنْ اَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَ فِيْمَا اَنْفَقَهُ، وَ عَنْ
جِسْمِهِ فِيْمَا اَبْلاَهُ.
الترمذى 4: 36، رقم: 2532، و قال هذا حديث حسن صحيح
Dari
Abu Barzah Al-Aslamiy, ia berkata : Rasulullah SAW
bersabda, “Tidak
akan bergerak kedua tapak kaki seorang hamba (pada hari qiyamat) sehingga
ditanya tentang umurnya untuk apa dia habiskan, tentang ilmunya untuk apa dia
gunakan, tentang hartanya dari mana dia mendapatkannya dan untuk apa dia
membelanjakannya, dan tentang badannya untuk apa dia
memanfaatkannya”.
[HR. Tirmidzi 4, hal. 36, no. 2532, dan ia berkata :
Ini hadits hasan shahih]
عَنْ
اَبِى سَعِيْدِ عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: التَّاجِرُ الصَّدُوْقُ اْلأَمِيْنُ مَعَ
النَّبِيّيْنَ وَ الصّدّيْقِيْنَ وَ الشُّهَدَاءِ.
الترمذى 2: 341، رقم: 1227، و قال هذا حديث حسن
Dari
Abu Sa’id
(Al-Khudriy RA), dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Pedagang
yang jujur lagi menjaga amanat akan bersama Nabi-nabi, orang-orang yang jujur
dan orang-orang yang mati syahid”.
[HR. Tirmidzi juz 2, hal. 341, no. 1227, dan ia
berkata, “Ini
hadits hasan”]
عَنِ
ابْنِ عُمَرَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: التَّاجِرُ اْلأَمِيْنُ الصَّدُوْقُ
اْلمُسْلِمُ مَعَ الشُّهَدَاءِ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ.
ابن ماجه 2: 724، رقم: 2139
Dari
Ibnu ‘Umar,
ia berkata : Rasulullah SAW bersabda,
“Pedagang
yang menjaga amanat, yang jujur lagi Islam bersama orang-orang yang mati syahid
pada hari qiyamat”.
[HR. Ibnu Majah juz 2, hal. 724, no. 2139, dla’if,
karena dalam sanadnya ada perawi bernama Kultsum bin Jausyan
Al-Qusyairiy]
عَنْ
اَبِى هُرَيْرَةَ رض عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: يَأْتِى عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ لاَ
يُبَالِى اْلمَرْءُ مَا اَخَذَ مِنْهُ اَ مِنَ اْلحَلاَلِ اَمْ مِنَ
اْلحَرَامِ.
البخارى 3: 6
Dari
Abu Hurairah RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Akan
datang suatu masa, ketika itu orang tidak lagi mempedulikan apa-apa yang dia
dapatkan, apakah termasuk yang halal atau yang haram”.
[HR. Bukhari juz 3, hal. 6]
عَنْ
اَبِى هُرَيْرَةَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص مَرَّ عَلَى صُبْرَةِ طَعَامٍ فَاَدْخَلَ
يَدَهُ فِيْهَا فَنَالَتْ اَصَابِعُهُ بَلَلاً، فَقَالَ: مَا هذَا يَا صَاحِبَ
الطَّعَامِ؟ قَالَ: اَصَابَتْهُ السَّمَاءُ يَا رَسُوْلَ اللهِ، قَالَ: اَفَلاَ
جَعَلْتَهُ فَوْقَ الطَّعَامِ كَيْ يَرَاهُ النَّاسُ، مَنْ غَشَّ فَلَيْسَ
مِنّى.
مسلم 1: 99
Dari
Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah SAW pernah lewat pada segundukan bahan
makanan, lalu beliau memasukkan tangannya ke dalam gundukan bahan makanan itu
sehingga jari-jari beliau mendapati sesuatu yang basah. Rasulullah SAW bertanya,
“Apa
ini hai penjual bahan makanan ?”.
Penjual itu menjawab, “Ya
Rasulullah, itu karena hujan”.
Beliau bersabda, “Mengapa
tidak kamu letakkan di bagian atas agar orang-orang (pembeli) mengetahuinya ? Barangsiapa yang menipu, maka bukan
golonganku”.
[HR. Muslim juz 1, hal. 99]
عَنِ
بْنِ عُمَرَ قَالَ: مَرَّ رَسُوْلُ اللهِ ص بِطَعَامٍ، وَ قَدْ حَسَّنَهُ
صَاحِبُهُ، فَاَدْخَلَ يَدَهُ فِيْهِ، فَاِذَا طَعَامٌ رَدِيْءٌ، فَقَالَ: بِعْ
هذَا عَلَى حِدَةٍ وَ هذَا عَلَى حِدَةٍ، فَمَنْ غَشَّنَا فَلَيْسَ
مِنَّا.
احمد 2: 309، رقم: 5113
Dari
Ibnu ‘Umar,
ia berkata : Rasulullah SAW pernah lewat pada orang
yang menjual bahan makanan yang penjualnya itu memuji-muji dagangannya. Kemudian
beliau menusukkan tangan beliau ke dalam dagangan itu, dan ternyata bahan
makanan itu buruk, maka beliau bersabda, “Juallah
ini (yang baik) tersendiri, dan juallah ini (yang buruk) tersendiri. Barangsiapa
yang menipu kami, bukanlah dari golongan kami”.
[HR. Ahmad juz 2, hal. 309, no. 5113, dla’if,
karena dalam sanadnya ada perawi bernama Abu Ma’syar
Najih bin ‘Abdur
Rahman]
عَنْ
قَيْسِ بْنِ اَبِى غَرَزَةَ رض قَالَ: مَرَّ النَّبِيُّ ص بِرَجُلٍ يَبِيْعُ
طَعَامًا، فَقَالَ: يَا صَاحِبَ هذَا الطَّعَامِ اَسْفَلُ هذَا مِثْلُ اَعْلاَهُ؟
فَقَالَ: نَعَمْ. فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَنْ غَشَّ اْلمُسْلِمِيْنَ فَلَيْسَ
مِنْهُمْ.
الطبرانى فى الكبير 18: 359، رقم: 921، و رواته ثقات
Dari
Qais bin Abi Gharazah RA, ia berkata : Rasulullah SAW
pernah melewati seorang laki-laki yang sedang menjual (bahan) makanan, lalu
beliau bertanya, “Hai
penjual makanan ini apakah yang di bagian bawah ini sama dengan yang di bagian
atasnya ?”.
Penjual itu menjawab, “Betul,
(ya Rasulullah)”.
Maka Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa
yang menipu kaum muslimin, maka bukan dari mereka”.
[HR. Thabrani di dalam Al-Kabir dan perawi-perawinya kuat]
عَنْ
اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اَيُّهَا النَّاسُ، اِنَّ اللهَ
طَيّبٌ لاَ يَقْبَلُ اِلاَّ طَيّبًا، وَ اِنَّ اللهَ اَمَرَ اْلمُؤْمِنِيْنَ بِمَا
اَمَرَ بِهِ اْلمُرْسَلِيْنَ، فَقَالَ: يَا اَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوْا مِنَ
الطَّيّبَاتِ وَ اعْمَلُوْا صَالِحًا، اِنّيْ بِمَا تَعْمَلُوْنَ عَلِيْمٌ. وَ
قَالَ: يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوْا كُلُوْا مِنْ طَيّبَاتِ مَا
رَزَقْنَاكُمْ. ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيْلُ السَّفَرَ اَشْعَثَ اَغْبَرَ
يَمُدُّ يَدَيْهِ اِلَى السَّمَاءِ: يَا رَبّ، يَا رَبّ، وَ مَطْعَمُهُ حَرَامٌ، وَ
مَشْرَبُهُ حَرَامٌ، وَ مَلْبَسُهُ حَرَامٌ، وَ غُذِيَ بِاْلحَرَامِ، فَاَنَّى
يُسْتَجَابُ لِذلِكَ؟
مسلم 2: 703
Dari
Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda,
“Hai
para manusia, sesungguhnya Allah itu Baik (Suci). Tidak mau
menerima kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah memerintahkan kepada
orang-orang mukmin sebagaimana apa yang Dia perintahkan
kepada para Rasul. Allah berfirman, “Hai para
Rasul, makanlah dari yang baik-baik (yang halal) dan beramal shalih lah
kalian. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui terhadap
apa-apa yang kalian kerjakan”.
[Al-Mukminuun : 51]. Dan Allah berfirman, “Hai
orang-orang yang beriman, makanlah dari yang baik-baik apa yang Kami rezqikan
kepada kalian”.
[Al-Baqarah : 172] Kemudian (Rasulullah SAW)
menyebutkan tentang seorang laki-laki yang sering bepergian jauh, rambutnya
acak-acakan lagi berdebu. Dia berdoa dengan mengangkat
kedua tangannya ke langit, “Ya
Tuhanku, Ya Tuhanku”.
Sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dia dikenyangkan
dengan barang yang haram. Maka bagaimana mungkin dia dikabulkan doanya ?”.
[HR. Muslim 2 : 703]
عَنْ
اَنَسِ بْنِ مَالِكٍ عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: طَلَبُ اْلحَلاَلِ وَاجِبٌ عَلَى كُلّ
مُسْلِمٍ.
الطبرانى فى الاوسط
Dari
Anas bin Maalik dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Mencari
yang halal adalah wajib atas setiap orang Islam”.
[HR. Thabrani di dalam Al-Ausath]
عَنْ
عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ قَالَ: اَرْبَعٌ اِذَا كُنَّ
فِيْكَ فَلاَ عَلَيْكَ مَا فَاتَكَ مِنَ الدُّنْيَا: حِفْظُ اَمَانَةٍ، وَ صِدْقُ
حَدِيْثٍ، وَ حُسْنُ خَلِيْقَةٍ، وَ عِفَّةٌ فِى طُعْمَةٍ.
احمد 2: 591، رقم: 6664
Dari
‘Abdullah
bin Amr, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Ada
empat hal, apabila empat hal itu ada padamu, maka tidak mengapa (tidak
membahayakan) apa yang terlepas darimu berupa keduniaan. 1. menjaga amanat, 2.
jujur dalam berbicara, 3. baik
akhlaqnya, dan 4. menjaga pada
makanannya”.
[HR. Ahmad juz 2, hal. 591, no. 6664]
عَنِ
ابْنِ عُمَرَ قَالَ: مَنِ اشْتَرَى ثَوْبًا بِعَشْرَةِ دَرَاهِمَ، وَ فِيْهِ
دِرْهَمٌ حَرَامٌ لَمْ يَقْبَلِ اللهُ لَهُ صَلاَةً مَا دَامَ عَلَيْهِ، قَالَ:
ثُمَّ اَدْخَلَ اُصْبٌعَيْهِ فِى اُذُنَيْهِ، ثُمَّ قَالَ: صُمَّتَا اِنْ لَمْ
يَكُنِ النَّبِيُّ ص سَمِعْتُهُ يَقُوْلُهُ.
احمد 2: 416، 5736
Dari
Ibnu ‘Umar,
ia berkata, “Barangsiapa
yang membeli pakaian seharga sepuluh dirham sedangkan yang satu dirham dari uang
yang haram, maka Allah tidak mau menerima shalatnya selama dia
memakainya”.
Rawi berkata : Kemudian Ibnu ‘Umar
memasukkan dua jarinya ke dalam dua telinganya dan berkata, “Semoga
dua telinga saya ditulikan jika Nabi SAW tidak menyabdakan sebagaimana yang aku
dengar”.
[HR. Ahmad juz 2, hal. 416, no. 5736, dla’if,
karena dalam sanadnya ada perawi bernama Hasyim, dia
majhul]
عَنْ
كَعْبِ بْنِ عُجْرَةَ قَالَ: قَالَ النَّبِيَّ ص: يَا كَعْبُ بْنَ عُجْرَةَ اِنَّهُ
لاَ يَدْخُلُ اْلجَنَّةَ لَحْمٌ وَ دَمٌ نَبَتَا عَلَى سُحْتٍ، اَلنَّارُ اَوْلَى
بِهِ. يَا كَعْبُ بْنَ عُجْرَةَ، اَلنَّاسُ غَادِيَانِ. فَغَادٍ فِى فِكَاكِ
نَفْسِهِ فَمُعْتِقُهَا، وَ غَادٍ مُوْبِقُهَا. يَا كَعْبُ بْنَ عُجْرَةَ،
اَلصَّلاَةُ قُرْبَانٌ وَ الصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ وَ الصَّوْمُ جُنَّةٌ، وَ
الصَّدَقَةُ تُطْفِئُ اْلخَطِيْئَةَ كَمَا يَذْهَبُ اْلجَلِيْدُ عَلَى
الصَّفَا.
ابن حبان 12: 378، 5567
Dari
Ka’ab
bin ‘Ujrah,
dia berkata : Nabi SAW bersabda, “Hai
Ka’ab
bin 'Ujrah, sesungguhnya tidak akan masuk surga daging dan darah yang tumbuh
dari barang yang haram, neraka lebih pantas baginya. Hai Ka’ab
bin ‘Ujrah,
manusia itu memasuki waktu pagi ada dua macam :
pertama, orang yang mampu menahan nafsunya, maka dia membebaskannya (dari
neraka). Kedua, orang yang membinasakan dirinya. Hai
Ka’ab
bin ‘Ujrah,
shalat itu pendekatan diri (kepada Allah), shadaqah itu tanda bukti keimanan,
dan puasa itu perisai. Shadaqah bisa
menghapus kesalahan sebagaimana meluncurnya hujan es di atas batu licin”.
[HR. Ibnu Hibban juz 12, hal. 378, no. 5567]
عَنْ
اَبِى بَكْرٍ الصّدّيْقِ اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: لاَ يَدْخُلُ اْلجَنَّةَ جَسَدٌ
غُذّيَ بِحَرَامٍ.
ابو يعلى الموصلى 1: 57، رقم: 78
Dari
Abu Bakar Ash-Shiddiq, bahwasanya Nabi SAW bersabda, “Tidak
akan masuk surga jasad yang diberi makan dengan barang yang
haram”.
[HR. Abu Ya’la
Al-Maushiliy juz 1, hal. 57, no. 78]
عَنِ
ابْنِ عَبَّاسٍ رض قَالَ: تُلِيَتْ هذِهِ اْلآيَةُ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ ص: يَا
اَيُّهَا النَّاسُ كُلُوْا مِمَّا فِى اْلاَرْضِ حَلاَلاً طَيّبًا. فَقَامَ سَعْدُ
بْنُ اَبِى وَقَّاصٍ رض فَقَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ اُدْعُ اللهَ اَنْ يَجْعَلَنِى
مُسْتَجَابَ الدَّعْوَةِ، فَقَالَ لَهُ النَّبِيُّ ص: يَا سَعْدُ اَطِبْ مَطْعَمَكَ
تَكُنْ مُسْتَجَابَ الدَّعْوَةِ، وَ الَّذِى نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ: اِنَّ
اْلعَبْدَ لَيَقْذِفُ اللُّقْمَةَ اْلحَرَامَ فِى جَوْفِهِ مَا يُتَقَبَّلُ مِنْهُ
عَمَلٌ اَرْبَعِيْنَ يَوْمًا، وَ اَيُّمَا عَبْدٍ نَبَتَ لَحْمُهُ مِنْ سُحْتٍ
فَالنَّارُ اَوْلَى بِهِ.
الطبرانى فى الصغير
Dari
Ibnu ‘Abbas
RA, ia berkata : Pernah dibacakan ayat ini di sisi
Rasulullah SAW, yaitu “yaa
ayyuhan naasu kuluu mimmaa fil ardli halaalan thayyiban”
(Hai sekalian manusia, makanlah dari apa-apa yang ada di bumi yang halal lagi
baik) [Al-Baqarah
168]. Lalu Sa’ad bin
Abi Waqqash RA berdiri dan berkata, “Ya
Rasulullah, doakanlah kepada Allah agar Allah menjadikan aku orang yang
dikabulkan doanya”.
Maka Nabi SAW bersabda, “Hai
Sa’ad,
carilah yang baik (halal) pada makananmu, niscaya kamu menjadi orang yang
dikabulkan doanya”.
Dan demi Tuhan yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya,
sesungguhnya seorang hamba yang memasukkan makanan yang haram ke dalam perutnya,
maka tidak diterima amalnya selama empat puluh hari. Dan barangsiapa yang
dagingnya tumbuh dari barang yang haram, maka neraka lebih pantas
baginya”.
[HR. Thabrani di dalam Ash-Shaghir]
Comments
Post a Comment