Manusia
adalah mahluk yang paling sempurna dibanding mahluk lain yang diciptakan oleh
Sang Maha Pencipta, baik sempurna untuk membawa kehancuran, sempurna untuk
merusak, sempurna untuk ingkar, sempurna untuk memimpin, sempurna untuk
memperbaiki, sempurna untuk menjaga, dan sempurna dalam hal-hal lain.
Namun
tentunya dari kesempurnaan tadi Allah tidak menghendaki manusia menjadi mahluk
yang buruk, oleh karena itu Allah menurunkan Al-Qur’an untuk menjadi petunjuk
bagi seluruh umat manusia, untuk membedakan yang hak dan yang bathil, untuk
menjadikan pikiran yang gelap gulita menjadi terang benderang, dan menjadikan
manusia yang mau dibimbing Al-Qur’an menjadi semulia-mulia mahluk.
Semulia-mulia
mahluk adalah manusia yang beriman. Untuk menjadi manusia yang beriman
diperlukan belajar. “belajar apa?”, yaitu belajar dari Al-Qur’an dan sunah
nabi. sebab tanpa belajar dari Al-Qur’an dan sunah nabi manusia tidak akan
dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah, tanpa belajar manusia
tidak akan tau bagai mana cara beribadah yang sesuai perintah Allah SWT.
Pada
hakikatnya manusia yang beriman adalah manusia yang shalatnya, nusuknya,
ibadahnya, dan segala perbuatan yang dilakukannya hanyalah mengharap ridha
Allah semata. Bukan disebut orang beriman apabila perbuatan dan ibadah yang
dilakukan hanya untuk mendapatkan balasan surga. Karena perlu diketahui manusia
hanya akan dapat memasuki surga apabila mendapat rahmat dari Allah. Dan hanya
orang berimanlah yang akan mendapat rahmat Allah tersebut. Dalam QS. Al-Baqarah
ayat 218 Allah berfirman
إِنَّ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَالَّذِينَ هَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللهِ أُوْلاَئِكَ يَرْجُونَ رَحْمَتَ اللهِ وَاللهُ غَفُورُُ رَّحِيمُُ
artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan
berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.”
- · Pengertian hijrah dalam ayat tersebut bukan berarti pindah tempat tinggal, melainkan berpindah dari tindakan yang buruk menuju perbuatan yang baik, berpindah dari kekafiran menuju keislaman, berpindah dari kesombongan menuju berendah hati dengan harapan agar kita dapat meraih ridha Allah.
- · Pengertian jihad pada ayat tersebut bukan berarti berjihat dengan angkat senjata, namun berjihad pada ayat diatas juga dapat diartikan berjuang dijalan Allah, menegakkan yang benar, melawan hawanafsu, menahan emosi, menuntut ilmu (agama) ataupun menyebarkan ilmu yang didapat kepada orang lain yang belum tau.
Untuk dapat mewujutkan hijrah ataupun
jihat yang diperlukan adalah kedisiplinan atau juga sering disebut istiqamah. Jadi
mari kita berusaha untuk menjadi semulia-mulia mahluk dihadapan Allah SWT agar
dapat meraih keridhaan-Nya.
Comments
Post a Comment