Skip to main content

Halal Haram Dalam Islam - Durhaka Terhadap Kedua Orang Tua



Membelalakkan mata kepada orang tua termasuk durhaka
عَنْ عَائِشَةَ رض قَالَتْ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَا بَرَّ اَبَاهُ مَنْ اَحَدَّ اِلَيْهِ الطَّرْفَ. البيهقى و ابن مردويه
Dari ‘Aisyah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah termasuk berbhakti kepada bapaknya, anak yang membelalakkan mata kepadanya”. [HR. Baihaqi dan Ibnu Mardawaih]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لَمْ يَتْلُ اْلقُرْآنَ مَنْ لَمْ يَعْمَلْ بِهِ وَ لَمْ يَبَرَّ وَالِدَيْهِ مَنْ اَحَدَّ النَّظَرَ اِلَيْهِمَا فِى حَالِ اْلعُقُوْقِ اُولئِكَ بُرَاءٌ مِنّى وَ اَنَا مِنْهُمْ بَرِيْءٌ. الدارقطنى
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah dinamakan membaca Al-Qur’an, orang yang tidak mengamalkan apa yang telah dibaca, dan tidaklah disebut berbhakti kepada kedua orang tua, seseorang yang membelalakkan mata kepada mereka karena berani kepadanya. Mereka itu terlepas dariku dan akupun berlepas diri dari mereka”. [HR. Daruquthni]
Dengan hadits tersebut berarti siapasaja yang menajamkan pandangan (membelalakkan mata) kepada ibu-bapaknya karena marah, bisa dikatakan ia durhaka kepada ibu-bapaknya, meskipun ia tidak berbicara sepatah katapun.
Membenci dan melepaskan diri dari kedua orang tua (karena marah) termasuk berdosa
عَنْ عُمَرَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: ثَلاَثَةٌ لَعَنَهُمُ اللهُ تَعَالَى: رَجُلٌ رَغِبَ عَنْ وَالِدَيْهِ وَ رَجُلٌ يَسْعَى بَيْنَ رَجُلٍ وَ امْرَأَةٍ يُفَرّقُ بَيْنَهُمَا ثُمَّ تَخَلَّفَ عَلَيْهَا مِنْ بَعْدِهِ وَ رَجُلٌ سَعَى بَيْنَ اْلمُؤْمِنِيْنَ بِاْلاَحَادِيْثِ لِيَتَبَاغَضُوْا وَ يَتَحَاسَدُوْا. الديلمى فى  الفردوس
Dari ‘Umar RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Ada tiga golongan manusia yang dilaknat Allah SWT : 1. orang yang membenci kepada kedua orang tuanya, 2. orang yang berusaha memisahkan antara suami istri, ia memisahkan antara keduanya kemudian mengawininya, dan 3. seorang yang berusaha dengan kata-katanya agar orang mukmin saling membenci dan mendengki”. [HR. Dailamiy dalam Al-Firdaus]
عَنْ سَهْلِ بْنِ مُعَاذٍ عَنْ اَبِيْهِ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مِنَ اْلعِبَادِ عِبَادٌ لاَ يُكَلّمُهُمُ اللهُ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ وَ لاَ يَنْظُرُ اِلَيْهِمْ وَ لاَ يُزَكّيْهِمْ وَ لاَ يُطَهّرُهُمْ. قِيْلَ: مَنْ اُولئِكَ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: اْلمُتَبَرّئُ مِنْ وَالِدَيْهِ وَ رَجُلٌ اَنْعَمَ عَلَيْهِ قَوْمٌ فَكَفَرَ نِعْمَتَهُمْ وَ تَبَرَّأَ مِنْهُمْ. احمد و البيهقى فى شعب الايمان و الطبرانى
Dari Sahl bin Mu’adz dari bapaknya RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Diantara hamba-hamba Allah ini ada hamba-hamba yang pada hari qiyamat nanti Allah tidak mau berbicara dengannya, tidak mau melihatnya, tidak mau mensucikannya dan tidak pula membersihkannya”. Ada yang bertanya, “Siapakah mereka itu, ya Rasulullah ?”. Beliau menjawab, “Orang yang melepaskan diri dari kedua orang tuanya (karena marah), dan orang yang diberi kenikmatan oleh suatu qaum, lalu ia mengingkari kenikmatan mereka, bahkan melepaskan diri dari mereka”. [HR. Ahmad, Baihaqi dalam Syu’abul Iman dan Thabrani]
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رض عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: لَعَنَ اللهُ مَنْ ذَبَحَ لِغَيْرِ اللهِ وَ لَعَنَ اللهُ مَنْ غَيَّرَ تُخُوْمَ اْلاَرْضِ وَ لَعَنَ اللهُ مَنْ سَبَّ وَالِدَيْهِ. ابن حبان فى صحيحه
Dari Ibnu ‘Abbas RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Allah melaknat orang yang menyembelih bukan karena Allah, Allah melaknat orang yang merubah batas-batas pekarangan dan Allah melaknat orang yang mencaci kedua orang tuanya”. [HR. Ibnu Hibban di dalam shahihnya, dalam Targhib wat Tarhib juz 3, hal. 331]
عَنْ اَبِى الطُّفَيْلِ قَالَ: قُلْنَا لِعَلِيّ بْنِ اَبِى طَالِبٍ: اَخْبِرْنَا بِشَيْءٍ اَسَرَّهُ اِلَيْكَ رَسُوْلُ اللهِ ص. فَقَالَ: مَا اَسَرَّ اِلَيَّ شَيْئًا كَتَمَهُ النَّاسَ وَلكِنّى سَمِعْتُهُ يَقُوْلُ: لَعَنَ اللهُ مَنْ ذَبَحَ لِغَيْرِ اللهِ وَ لَعَنَ اللهُ مَنْ آوَى مُحْدِثًا وَ لَعَنَ اللهُ مَنْ لَعَنَ وَالِدَيْهِ وَ لَعَنَ اللهُ مَنْ غَيَّرَ اْلمَنَارَ. مسلم 3:1567
Dari Abu Thufail, ia berkata : Kami berkata kepada ‘Ali bin Abu Thalib, Beritahukanlah kepada kami sesuatu yang Rasulullah SAW bisikkan secara rahasia kepadamu !”. ‘Ali menjawab : Rasulullah SAW tidak pernah membisikkan kepadaku yang beliau rahasiakan dari orang lain, tetapi aku mendengar beliau bersabda, “Allah melaknat orang yang menyembelih bukan karena Allah, Allah melaknat orang yang memberi tempat kepada penjahat, Allah melaknat orang yang melaknat kedua orang tuanya, dan Allah melaknat orang yang merubah batas pekarangan”. [HR. Muslim juz 3, hal. 1567]
عَنْ اَبِى بَكْرَةَ رض عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: كُلُّ الذُّنُوْبِ يُؤَخّرُ اللهُ مِنْهَا مَا شَاءَ اِلَى يَوْمِ اْلقِيَامَةِ اِلاَّ عُقُوْقَ اْلوَالِدَيْنِ، فَاِنَّ اللهَ يُعَجّلُهُ لِصَاحِبِهِ فِى اْلحَيَاةِ قَبْلَ اْلمَمَاتِ. الحاكم و الاصبهانى و قال الحاكم: صحيح الاسناد
Dari Abu Bakrah RA dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Setiap dosa itu Allah mengakhirkan hukumannya menurut kehendak-Nya sampai hari qiyamat nanti, kecuali hukuman sebab durhaka kepada kedua orang tua, karena sesungguhnya Allah akan menyegerakan siksaan kepada si pelakunya sejak masih hidup sebelum matinya”. [HR. Hakim dan Ashbahaniy, Hakim berkata : isnadnya shahih]
Orang yang durhaka kepada kedua orang tua tidak akan masuk surga
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رض عَنْ رَسُوْلِ اللهِ ص قَالَ: ثَلاَثَةٌ لاَ يَنْظُرُ اللهُ اِلَيْهِمْ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ: اَلْعَاقُّ لِوَالِدَيْهِ وَ مُدْمِنُ اْلخَمْرِ وَ اْلمَنَّانُ عَطَائَهُ. وَ ثَلاَثَةٌ لاَ يَدْخُلُوْنَ اْلجَنَّةَ: اَلْعَاقُّ لِوَالِدَيْهِ وَ الدَّيُّوْثُ وَ الرَّجِلَةُ. النسائى و البزار و اللفظ له و الحاكم و قال صحيح الاسناد
Dari Ibnu ‘Umar RA dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, “Ada tiga golongan yang Allah tidak mau melihat mereka pada hari qiyamat : orang yang durhaka kepada kedua orang tua, peminum khamr, dan orang yang menyebut-nyebut pemberiannya. Dan ada tiga golongan yang tidak akan masuk surga : orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya, orang yang membiarkan perzinaan di tengah-tengah keluarganya dan wanita yang bergaya laki-laki”. [HR. Nasai, Bazzar dalam lafadh itu baginya, dan Hakim, ia berkata : sanadnya shahih]
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ اْلعَاصِ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: ثَلاَثَةٌ حَرَّمَ اللهُ تَبَارَكَ وَ تَعَالَى عَلَيْهِمُ اْلجَنَّةَ. مُدْمِنُ اْلخَمْرِ وَ اْلعَاقُّ وَ الدَّيُّوْثُ الَّذِى يُقِرُّ اْلخَبَثَ فِى اَهْلِهِ. احمد و اللفظ له و النسائى و البزار و الحاكم و قال صحيح الاسناد
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-’Ash, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Tiga golongan yang Allah Tabaaraka wa Ta’aalaa mengharamkannya masuk surga, yaitu : peminum khamr, durhaka kepada kedua orang tua dan orang yang membiarkan perzinaan di tengah-tengah keluarganya”. [HR. Ahmad dan lafadh itu baginya, Nasaai, Bazzaar dan Hakim. Dan ia berkata : Shahih isnadnya. Dalam Targhib wat Tarhib juz 3, hal. 327]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: اَرْبَعٌ حَقٌّ عَلَى اللهِ اَنْ لاَ يُدْخِلَهُمُ اْلجَنَّةَ وَ لاَ يُذِيْقَهُمْ نَعِيْمَهَا: مُدْمِنُ اْلخَمْرِ وَ آكِلُ الرّبَا وَ آكِلُ مَالِ اْليَتِيْمِ بِغَيْرِ حَقّ وَ اْلعَاقُّ لِوَالِدَيْهِ. الحاكم و قال: صحيح الاسناد، فى الترغيب و الترهيب 3:254
Dari Abu Hurairah RA dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Empat golongan yang Allah berhaq untuk tidak memasukkan ke surga dan tidak memberikan rasa nikmatnya, yaitu : peminum khamr, pemakan riba, pemakan harta anak yatim tanpa alasan yang benar, dan durhaka kepada kedua orang tuanya”. [HR. Hakim, dan ia mengatakan : Hadits ini shahih isnadnya, dalam Targhib wat Tarhib juz 3, hal. 254]
عَنْ عَمْرِو بْنِ مُرَّةَ اْلجُهَنِيّ رض قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ اِلَى النَّبِيّ ص فَقَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، شَهِدْتُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَ اَنَّكَ رَسُوْلُ اللهِ، وَ صَلَّيْتُ اْلخَمْسَ وَ اَدَّيْتُ زَكَاةَ مَالِى وَ صُمْتُ رَمَضَانَ. فَقَالَ النَّبِيُّ ص: مَنْ مَاتَ عَلَى هذَا كَانَ مَعَ النَّبِيّيْنَ وَ الصّدّيْقِيْنَ وَ الشُّهَدَاءِ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ هكَذَا، وَ نَصَبَ اُصْبُعَيْهِ، مَا لَمْ يَعُقَّ وَالِدَيْهِ. احمد و الطبرانى
Dari ‘Amr bin Murrah Al-Juhaniy RA, ia berkata : Seorang laki-laki datang kepada Nabi SAW lalu berkata, “Ya Rasulullah, aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa sesungguhnya engkau adalah utusan Allah, aku shalat lima waktu, aku menunaikan zakat hartaku, dan aku puasa Ramadlan”. Maka Nabi SAW bersabda, “Barangsiapa yang mati dalam keadaan demikian itu maka dia bersama para Nabi, Shiddiiqiin dan Syuhadaa’ pada hari qiyamat seperti ini”. Beliau mengisyaratkan dengan kedua jarinya (dan bersabda), “Selama dia tidak durhaka kepada kedua orang tuanya”. [HR. Ahmad dan Thabrani, dalam Targhib wat Tarhib juz 3, hal. 329]
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ رض قَالَ: خَرَجَ عَلَيْنَا رَسُوْلُ اللهِ ص وَ نَحْنُ مُجْتَمِعُوْنَ، فَقَالَ. فَذَكَرَ اْلحَدِيْثَ اِلىَ اَنْ قَالَ: وَ اِيَّاكُمْ وَ عُقُوْقَ اْلوَالِدَيْنِ، فَاِنَّ رِيْحَ اْلجَنَّةِ يُوْجَدُ مِنْ مَسِيْرَةِ اَلْفِ عَامٍ، وَ اللهِ لاَ يَجِدُهَا عَاقٌّ وَ لاَ قَاطِعُ رَحِمٍ وَ لاَ شَيْخٌ زَانٍ وَ لاَ جَارٌّ اِزَارَهُ خُيَلاَءَ. اِنَّمَا اْلكِبْرِيَاءُ ِللهِ رَبّ اْلعَالَمِيْنَ. الطبرانى، فى الترغيب و الترهيب 3: 276
Dari Jabir bin ‘Abdullah, ia berkata : Rasulullah SAW keluar kepada kami ketika kami sedang berkumpul, kemudian beliau bersabda. Lalu jabir menyebutkan hadits hingga sabda beliau, “Jagalah dirimu dari durhaka kepada kedua orang tua, karena bau surga itu harumnya tercium sejauh perjalanan seribu tahun, demi Allah, tidak akan mendapatkannya orang yang durhaka (kepada kedua orang tua), orang yang memutuskan persaudaraan, orang tua yang berzina, dan orang yang menjulurkan pakaiannya karena sombong. Sesungguhnya sifat sombong itu hanya milik Allah Tuhan semesta alam”. [HR. Thabraniy, dalam Targhib wat Tarhib juz 3, hal. 276]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: يُرَاحُ رِيْحُ اْلجَنَّةِ مِنْ مَسِيْرَةِ خَمْسِمِائَةِ عَامٍ وَ لاَ يَجِدُ رِيْحَهَا مَنَّانٌ بِعَمَلِهِ وَ لاَ عَاقٌّ وَ لاَ مُدْمِنُ خَمْرٍ. الطبرانى فى الترغيب و الترهيب 3:327
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Bau surga itu tercium dari perjalanan lima ratus tahun. Dan tidak akan mendapatkan baunya orang yang pamer amalnya, orang yang durhaka (kepada orang tuanya), dan peminum khamr”. [HR. Thabrani, dalam Targhib wat Tarhib juz 3, hal. 327]
Orang yang membunuh orang tuanya akan mendapat siksa yang sangat berat di hari qiyamat
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص اِنَّ اَشَدَّ النَّاسِ عَذَابًا يَوْمَ اْلقِيَامَةِ
مَنْ قَتَلَ نَبِيًّا اَوْ قَتَلَهُ نَبِيٌّ اَوْ قَتَلَ اَحَدَ وَالِدَيْهِ وَ اْلمُصَوّرُوْنَ وَ عَالِمٌ لَمْ يَنْتَفِعْ بِعِلْمِهِ. الديلمى، فى الفردوس 1:217
Dari Ibnu ‘Abbas RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya manusia yang paling berat siksanya pada hari qiyamat nanti ialah orang yang membunuh Nabi atau yang dibunuh oleh Nabi atau membunuh salah satu dari kedua orang tuanya, pembuat gambar atau patung (untuk disembah), dan orang alim yang tidak memanfaatkan ilmunya”. [HR. Dailamiy dalam Al-Firdaus juz 1, hal. 217]
Perintah kedua orang tua yang tidak boleh dithaati
Apabila kedua orang tua kita memerintahkan atau mengajak kita untuk musyrik kepada Allah, atau berma’shiyat kepada Allah atau kepada perbuatan-perbuatan dosa yang tidak dibenarkan oleh agama, maka kita tidak boleh menthaatinya. Meskipun demikian kita tetap harus bergaul dengan keduanya di dunia ini dengan baik. Firman Allah SWT :
وَ وَصَّيْنَا اْلاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حُسْنًا، وَ اِنْ جَاهَدَاكَ لِتُشْرِكَ بِيْ مَا لَيْسَ لَكَ بِه عِلْمٌ فَلاَ تُطِعْهُمَا، اِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَاُنَبّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ. العنكبوت:8
Dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu-bapaknya. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya. Hanya kepada-Ku lah kembalimu, lalu Aku beritahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. [QS. Al-’Ankabuut : 8]
وَ اِنْ جَاهَدَاكَ عَلَى اَنْ تُشْرِكَ بِيْ مَا لَيْسَ لَكَ بِه عِلْمٌ فَلاَ تُطِعْهُمَا وَ صَاحِبْهُمَا فِى الدُّنْيَا مَعْرُوْفًا، وَ اتَّبِعْ سَبِيْلَ مَنْ اَنَابَ اِلَيَّ، ثُمَّ اِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَاُنَبّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ. لقمان:15
Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan bergaullah dengan keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Ku lah kembalimu, maka Ku-beritahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. [QS. Luqman : 15]
وَ تَعَاوَنُوْا عَلَى اْلبِرّ وَ التَّقْوى وَ لاَ تَعَاوَنُوْا عَلَى اْلاِثْمِ وَ اْلعُدْوَانِ، وَ اتَّقُوا اللهَ، اِنَّ اللهَ شَدِيْدُ اْلعِقَابِ. المائدة:2
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. [QS. Al-Maaidah : 2]
Dan Rasulullah SAW bersabda :
لاَ طَاعَةَ فِى مَعْصِيَةِ اللهِ، اِنَّمَا الطَّاعَةُ فِى اْلمَعْرُوْفِ. مسلم
Tidak boleh thaat (kepada makhluq) dalam berma’shiyat kepada Allah. Hanyasanya thaat itu dalam perkara yang ma’ruf. [HR. Muslim dari ‘Ali RA, juz 3 hal. 1469]

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ اْلعَاصِ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: مِنَ اْلكَبَائِرِ شَتْمُ الرَّجُلِ وَالِدَيْهِ. قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ، هَلْ يَشْتُمُ الرَّجُلُ وَالِدَيْهِ؟ قَالَ: نَعَمْ، يَسُبُّ اَبَا الرَّجُلِ فَيَسُبُّ اَبَاهُ وَ يَسُبُّ اُمَّهُ فَيَسُبُّ اُمَّهُ. البخارى و مسلم و ابو داود و الترمذى
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-’Ash RA, ia berkata : Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, “Termasuk dosa besar ialah seseorang yang mencaci-maki kepada kedua orang tuanya”. Mereka (para shahabat) bertanya, “Ya Rasulullah, apakah ada seseorang yang mencaci-maki kedua orang tuanya ?”. Beliau SAW bersabda, “Ya ada. Seseorang mencaci maki aya orang lain, lalu orang lain itu membalas mencaci-maki ayahnya, dan seseorang mencaci-maki ibu orang lain, lalu orang lain itu membalas mencaci-maki ibunya”. [HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud dan Tirmidzi, dalam At-Targhib wat Targhib juz 3, hal. 328]
Orang yang durhaka kepada kedua orang tua, amalnya tertolak
عَنْ ثَوْبَانَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: ثَلاَثٌ لاَ يَنْفَعُ مَعَهُنَّ عَمَلٌ: اَلشّرْكُ بِاللهِ وَ عُقُوْقُ اْلوَالِدَيْنِ وَ اْلفِرَارُ مِنَ الزَّحْفِ. الطبرانى
Dari Tsauban RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Tiga hal yang besertanya amal-amal menjadi tidak bermanfaat : 1. menyekutukan Allah dengan sesuatu, 2. durhaka kepada kedua orang tua, dan 3. lari dari peperangan (sebagai pengecut)”. [HR. Thabrani]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لاَ تُقْبَلُ صَلاَةَ السَّاخِطِ عَلَيْهِ اَبَوَاهُ غَيْرُ الظَّالِمَيْنِ لَهُ. ابو الحسن
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Tidak diterima shalat orang yang dimarahi oleh kedua orang tuanya, sedang keduanya tidak berlaku aniaya kepadanya”. [HR. Abul Hasan]
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص لَعَنَ اللهُ مَنْ سَبَّ وَالِدَيْهِ وَ لَعَنَ اللهُ مَنْ غَيَّرَ تُخُوْمَ اْلاَرْضِ وَ لَعَنَ اللهُ مَنْ آوَى مُحْدِثًا. احمد عن علي رض
Rasulullah SAW bersabda, “Allah melaknat orang yang mencaci-maki kedua orang tuanya, Allah melaknat orang yang merubah tanda batas pekarangan dan Allah melaknat orang yang memberi tempat kepada orang jahat”. [HR. Ahmad dari ‘Ali RA]

Comments

Popular posts from this blog

Tata Pelaksanaan Ibadah Qurban Sesuai Tuntunan Rasulullah

1. Waktu penyembelihan : عَنْ اَنَسٍ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ ص يَوْمَ النَّحْرِ مَنْ كَانَ ذَبَحَ قَبْلَ الصَّلَاةِ فَلْيُعِدْ . متفق عليه. وللبخارى. مَنْ ذَبَحَ قَبْلَ الصَّلَاةِ فَاِنَّمَا يَذْبَحُ لِنَفْسِهِ. وَ مَنْ ذَبَحَ بَعْدَ الصَّلَاةِ فَقَدْ تَمَّ نُسُكُهُ وَ اَصَابَ سُنَّةَ الْمُسْلِمِيْنَ . البخارى عن البراء، فى نيل الاوطار 5 : 140 Dari Anas, ia berkata, Nabi SAW bersabda pada hari Nahr ('iedul Adlha), "Barangsiapa yang menyembelih sebelum shalat 'ied, maka hendaklah ia mengulangi". [Muttafaq 'alaih]. Dan bagi Bukhari : "Barangsiapa menyembelih sebelum shalat, maka sesungguhnya ia hanya menyembelih untuk dirinya sendiri (yakni tidak dinilai sebagai ibadah qurban), dan barangsiapa menyembelih sesudah shalat maka sempurnalah ibadah sembelihannya dan bersesuaianlah pelaksanaannya dengan sunnah kaum muslimin" . [HR. Bukhari dari Al-Baraa', dalam Nailul Authar juz 5, hal. 140] Berdasar riwayat dari Sulaiman Ibnu Musa

Halal Haram dalam Islam - Tentang Mengolok-olok, Su-udhan, Tajassus dan Ghibah

Firman Allah SWT : ياَيُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوْا لاَ يَسْخَرْ قَوْمٌ مّنْ قَوْمٍ عَسى اَنْ يَّكُوْنُوْا خَيْرًا مّنْهُمْ وَ لاَ نِسَآءٌ مّنْ نّسَآءٍ عَسى اَنْ يَّكُنَّ خَيْرًا مّنْهُنَّ، وَ لاَ تَلْمِزُوْآ اَنْفُسَكُمْ وَ لاَ تَنَابَزُوْا بِاْلاَلْقَابِ، بِئْسَ اْلاِسْمُ اْلفُسُوْقُ بَعْدَ اْلاِيْمَانِ، وَ مَنْ لَّمْ يَتُبْ فَاُولئِكَ هُمُ الظَّالِمُوْنَ(11) ياَيُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مّنَ الظَّنّ، اِنَّ بَعْضَ الظَّنّ اِثْمٌ وَّ لاَ تَجَسَّسُوْا وَ لاَ يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًا، اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُ، وَ اتَّقُوا اللهَ، اِنَّ اللهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ(12) الحجرات:11-12 Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang

Berjabat tangan dan bermuka manis.

عَنْ اَبِى ذَرّ قَالَ: قَالَ لىِ النَّبِيُّ ص: لاَ تَحْقِرَنَّ مِنَ اْلمَعْرُوْفِ شَيْئًا وَ لَوْ اَنْ تَلْقَى اَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ . مسلم 4: 2026 Dari Abu Dzarr, ia berkata : Nabi SAW bersabda kepadaku, "Janganlah kamu meremehkan sesuatu kebaikan meskipun berupa kamu bertemu saudaramu dengan wajah yang berseri-seri" . [HR. Muslim juz 4, hal. 2026] عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: كُلُّ مَعْرُوْفٍ صَدَقَةٌ، وَ اِنَّ مِنَ اْلمَعْرُوْفِ اَنْ تَلْقَى اَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ، وَ اَنْ تُفْرِغَ مِنْ دَلْوِكَ فِى اِنَاءِ اَخِيْكَ . الترمذى 3: 234، و قال: هذا حديث حسن صحيح Dari Jabir bin 'Abdullah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Setiap kebaikan adalah sedeqah, dan sesungguhnya termasuk kebaikan ialah kamu bertemu saudaramu dengan wajah yang berseri-seri, dan (termasuk kebaikan pula) kamu menuangkan air dari timbamu ke bejana saudaramu" . [HR. Tirmidzi juz 3, hal. 234, ia berkata : Ini hadits Hasan shahih