Skip to main content

Doa (1)


Dalam postingan kali ini saya akan membahas tentang berdoa. Setiap muslim tau bahwa setiap perbuatan dan ibadah yang dilakukan harus atas dasar hanya mengharap ridha dari Allah  saja, termasuk dalam hal berdoa. Maka dari itu dalam berdoa hendaknya mengikuti contoh yang telah diberikan oleh Rasulullah SAW yaitu diantaranya sebagai berikut:
1. Berdoa dengan hati yang mantap
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: اُدْعُوا اللهَ وَ اَنْتُمْ مُوْقِنُوْنَ بِاْلاِجَابَةِ، وَ اعْلَمُوْا اَنَّ اللهَ لاَ يَسْتَجِيْبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لاَهٍ. الترمذى و الحاكم
Artinya: Dari Abu Hurairah RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Berdoalah kalian kepada Allah sedang kalian yakin akan dikabulkan. Ketahuilah bahwasanya Allah tidak akan mengabulkan doa dari hati yang lalai lagi kosong”. [HR. Tirmidzi dan Hakim]
Dalam hadis diatas dijelaskan bahwa ketika berdoa hendaknya yakin, yakin disini berarti harus tau bahwa yang akan didoakan itu benar dalam cara berdoanya dan benar sesuai yang diketahui untuk hal apa doanya tersebut serta percaya bahwa doanya pasti akan dikabulkan oleh Allah. Dan dalam hadis diatas juga dijelaskan bahwa tidak boleh berdoa dengan hati yang lalai lagi kosong yang maksudnya berdoa tanpa ada niat untuk berdoa (tidak berdoa dengan ikhlas).
Adapun tatacara berdoa yang dibenarkan oleh Allah telah dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-A’raf ayat 205 yang artinya sebagai berikut Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai”. Dalam ayat tersebut telah diperintahkan oleh Allah bahwa ketika berdoa hendaknya dengan merendahankan diri serendah-rendahnya dihadapan Allah disertai rasa takut kepada Allah serta berdoa dengan suara yang lirih karena pada hakikatnya kita memohon pada zat Yang Maha Mendengar lagi Maha Lembut. Dan waktu untuk berdoa tidak terbatas, bisa dilakukan diwaktu pagi sampai malam dan malam sampai pagi hari. Diakhir ayat kita diperintahkan agar tidak menjadi golongan orang-orang yang lalai dalam mengingat Allah.

2. Mendoakan saudaranya dimana yang didoakan tidak di depannya.
رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: مَنْ دَعَا ِلاَخِيْهِ بِظَهْرِ اْلغَيْبِ، قَالَ اْلمَلَكُ اْلمُوَكَّلُ بِهِ: آمِيْنَ، وَ لَكَ بِمِثْلٍ. مسلم 4:2094
Artinya: Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang mendoakan kebaikan untuk saudaranya, dimana yang didoakan tidak ada di situ, maka malaikat yang ditugasi mengucapkan, Aamiin, dan untukmu seperti itu pula.  [HR. Muslim 4 : 2094]
                              Hadis diatas menjelaskan bahwa sebagai seorang muslim hendaknya kita tidak mendoakan buruk kepada sesama muslim, karena kepada sesama muslim hendaknya saling menjaga keselamatan baik dengan ucapan, perbuatan maupun dengan mendoakan. Ketika kita mendoakan kebaikan untuk saudara kita, maka malaikat akan mengamininya dan mendoakan kita seperti yang kita doakan. Sebagai contoh kita mengetahui bahwa saudara kita sedang sakit lalu kita mendoakan untuk kesembuhannya, maka malaikat akan mengamininya dan mendoakan kita agar terpelihara dalam kesehatan. Akan tetapi sebaiknya saat kita berdoa hendaknya orang yang kita doakan tidak berada dihadapan kita dan tidak tau bahwa kita telah mendoakannya dengan maksud agar terjaga keikhlasan saat berdoa dan terhindar dari kesombongan.
Demikian sedikit bahasan tentang berdoa yang dapat saya berikan, semoga bermanfaat.
Bersambung.....

Comments

Popular posts from this blog

Tata Pelaksanaan Ibadah Qurban Sesuai Tuntunan Rasulullah

1. Waktu penyembelihan : عَنْ اَنَسٍ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ ص يَوْمَ النَّحْرِ مَنْ كَانَ ذَبَحَ قَبْلَ الصَّلَاةِ فَلْيُعِدْ . متفق عليه. وللبخارى. مَنْ ذَبَحَ قَبْلَ الصَّلَاةِ فَاِنَّمَا يَذْبَحُ لِنَفْسِهِ. وَ مَنْ ذَبَحَ بَعْدَ الصَّلَاةِ فَقَدْ تَمَّ نُسُكُهُ وَ اَصَابَ سُنَّةَ الْمُسْلِمِيْنَ . البخارى عن البراء، فى نيل الاوطار 5 : 140 Dari Anas, ia berkata, Nabi SAW bersabda pada hari Nahr ('iedul Adlha), "Barangsiapa yang menyembelih sebelum shalat 'ied, maka hendaklah ia mengulangi". [Muttafaq 'alaih]. Dan bagi Bukhari : "Barangsiapa menyembelih sebelum shalat, maka sesungguhnya ia hanya menyembelih untuk dirinya sendiri (yakni tidak dinilai sebagai ibadah qurban), dan barangsiapa menyembelih sesudah shalat maka sempurnalah ibadah sembelihannya dan bersesuaianlah pelaksanaannya dengan sunnah kaum muslimin" . [HR. Bukhari dari Al-Baraa', dalam Nailul Authar juz 5, hal. 140] Berdasar riwayat dari Sulaiman Ibnu Musa

Berjabat tangan dan bermuka manis.

عَنْ اَبِى ذَرّ قَالَ: قَالَ لىِ النَّبِيُّ ص: لاَ تَحْقِرَنَّ مِنَ اْلمَعْرُوْفِ شَيْئًا وَ لَوْ اَنْ تَلْقَى اَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ . مسلم 4: 2026 Dari Abu Dzarr, ia berkata : Nabi SAW bersabda kepadaku, "Janganlah kamu meremehkan sesuatu kebaikan meskipun berupa kamu bertemu saudaramu dengan wajah yang berseri-seri" . [HR. Muslim juz 4, hal. 2026] عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: كُلُّ مَعْرُوْفٍ صَدَقَةٌ، وَ اِنَّ مِنَ اْلمَعْرُوْفِ اَنْ تَلْقَى اَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ، وَ اَنْ تُفْرِغَ مِنْ دَلْوِكَ فِى اِنَاءِ اَخِيْكَ . الترمذى 3: 234، و قال: هذا حديث حسن صحيح Dari Jabir bin 'Abdullah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Setiap kebaikan adalah sedeqah, dan sesungguhnya termasuk kebaikan ialah kamu bertemu saudaramu dengan wajah yang berseri-seri, dan (termasuk kebaikan pula) kamu menuangkan air dari timbamu ke bejana saudaramu" . [HR. Tirmidzi juz 3, hal. 234, ia berkata : Ini hadits Hasan shahih

Halal Haram dalam Islam - Tentang Mengolok-olok, Su-udhan, Tajassus dan Ghibah

Firman Allah SWT : ياَيُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوْا لاَ يَسْخَرْ قَوْمٌ مّنْ قَوْمٍ عَسى اَنْ يَّكُوْنُوْا خَيْرًا مّنْهُمْ وَ لاَ نِسَآءٌ مّنْ نّسَآءٍ عَسى اَنْ يَّكُنَّ خَيْرًا مّنْهُنَّ، وَ لاَ تَلْمِزُوْآ اَنْفُسَكُمْ وَ لاَ تَنَابَزُوْا بِاْلاَلْقَابِ، بِئْسَ اْلاِسْمُ اْلفُسُوْقُ بَعْدَ اْلاِيْمَانِ، وَ مَنْ لَّمْ يَتُبْ فَاُولئِكَ هُمُ الظَّالِمُوْنَ(11) ياَيُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مّنَ الظَّنّ، اِنَّ بَعْضَ الظَّنّ اِثْمٌ وَّ لاَ تَجَسَّسُوْا وَ لاَ يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًا، اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُ، وَ اتَّقُوا اللهَ، اِنَّ اللهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ(12) الحجرات:11-12 Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang