Skip to main content

Kasih sayang terhadap binatang



عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اَلرَّاحِمُوْنَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمنُ، اِرْحَمُوْا مَنْ فِى اْلاَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِى السَّمَاءِ. الترمذى 3: 216، رقم: 1989، و قال: هذا حديث حسن صحيح
Dari 'Abdullah bin 'Amr, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Orang-orang yang penyayang itu disayangi oleh Allah yang Maha Penyayang. Maka sayangilah yang di bumi, niscaya yang berada di langit menyayangi kalian". [HR. Tirmidzi juz 3, hal. 216, no. 1989, dan ia berkata : Ini hadits hasan shahih]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: سَمِعْتُ اَبَا اْلقَاصِمِ الصَّادِقَ اْلمَصْدُوْقَ ص صَاحِبَ هذِهِ اْلحُجْرَةِ يَقُوْلُ: لاَ تُنْزَعُ الرَّحْمَةُ اِلاَّ مِنْ شَقِيّ. ابو داود 4: 286، رقم: 4942
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Aku mendengar Abul Qashim SAW orang yang benar lagi dibenarkan, pemilik kamar ini bersabda, "Tidaklah dicabut rasa kasih sayang kecuali dari orang yang celaka". [HR. Abu Dawud juz 4, hal. 286, no. 4942]
عَنْ اَبِى هُريْرَةَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: بَيْنَمَا رَجُلٌ يَمْشِى بِطَرِيْقٍ اشْتَدَّ عَلَيْهِ اْلعَطَشُ فَوَجَدَ بِئْرًا، فَنَزَلَ فِيْهَا فَشَرِبَ، ثُمَّ خَرَجَ. فَاِذَا كَلْبٌ يَلْهَثُ يَأْكُلُ الثَّرَى مِنَ اْلعَطَشِ، فَقَالَ الرَجُلُ: لَقَدْ بَلَغَ هذَا اْلكَلْبَ مِنَ اْلعَطَشِ مِثْلُ الَّذِى كَانَ بَلَغَ مِنّى، فَنَزَلَ اْلبِئْرَ فَمَـَلأَ خُفَّهُ مَاءً ثُمَّ اَمْسَكَهُ بِفِيْهِ حَتَّى رَقِيَ فَسَقَى اْلكَلْبَ فَشَكَرَ اللهَ لَهُ فَغَفَرَ لَهُ. قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ، وَ اِنَّ لَنَا فِى هذِهِ اْلبَهَائِمِ َلاَجْرًا؟ فَقَالَ: فِى كُلّ كَبِدٍ رَطْبَةٍ اَجْرٌ. مسلم 4: 1761
Dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, Pada suatu ketika ada seorang laki-laki berjalan di jalan, lalu ia merasa sangat haus, kemudian ia menemukan sebuah sumur, maka ia turun padanya lalu minum airnya. Kemudian ia keluar, tiba-tiba ada seekor anjing yang menjilat-jilat tanah karena kehausan. Maka laki-laki itu berkata (dalam hatinya), Sungguh anjing ini merasa kehausan seperti halnya diriku tadi. Lalu ia turun lagi ke sumur, lalu memenuhi sepatunya dengan air, lalu ia menggigitnya dengan mulutnya sehingga sampai di atas, kemudian ia memberi minum anjing itu, maka Allah berterima kasih kepada laki-laki itu, dan Dia mengampuninya. Para shahabat bertanya, Ya Rasulullah, apakah kita mendapat pahala dalam menolong binatang ?. Rasulullah SAW bersabda, Menolong pada setiap yang bernyawa itu berpahala. [HR. Muslim juz 4, hal. 1761]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: بَيْنَمَا كَلْبٌ يُطِيْفُ بِرَكِيَّةٍ قَدْ كَادَ يَقْتُلُهُ اْلعَطَشُ اِذْ رَأَتْهُ بَغِيٌّ مِنْ بَغَايَا بَنِى اِسْرَائِيْلَ فَنَزَعَتْ مُوْقَهَا فَاسْتَقَتْ لَهُ بِهِ فَسَقَتْهُ اِيَّاهُ فَغُفِرَ لَهَا بِهِ. مسلم 4: 1761
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, Pada suatu ketika ada seekor anjing yang berputar-putar mengelilingi sumur, dan hampir-hampir mati karena kehausan. Tiba-tiba ada seorang pezina diantara wanita pezina dari kaum Bani Israil melihatnya, lalu wanita itu melepas sepatunya untuk mengambil air untuk memberi minum anjing tersebut, lalu ia memberi minum kepada anjing tersebut, maka ia diampuni karena perbuatan itu. [HR. Muslim juz 4, hal. 1761]
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رض عَنِ النَّبِيّ ص اَنَّهُ قَالَ: دَخَلَتِ امْرَأَةٌ النَّارَ فِى هِرَّةٍ رَبَطَتْهَا، فَلَمْ تُطْعِمْهَا، وَ لَمْ تَدَعْهَا تَأْكُلُ مِنْ خَشَاشِ اْلاَرْضِ. البخارى 4: 100
Dari Ibnu 'Umar RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Ada seorang wanita masuk neraka disebabkan seekor kucing yang dia mengikatnya dan tidak memberinya makan, dan tidak pula melepaskannya sehingga kucing tersebut bisa makan serangga-serangga bumi". [HR. Bukhari juz 4, hal. 100]
عَنْ عَبْدِ اللهِ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: عُذّبَتِ امْرَأَةٌ فِى هِرَّةٍ سَجَنَتْهَا حَتَّى مَاتَتْ، دَخَلَتْ فِيْهَا النَّارَ لاَ هِيَ اَطْعَمَتْهَا وَ سَقَتْهَا اِذْ هِيَ حَبَسَتْهَا، وَلاَ هِيَ تَرَكَتْهَا تَأْكُلُ مِنْ خَشَاشِ اْلاَرْضِ. مسلم 4: 2022
Dari Abdullah, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Seorang wanita disiksa karena seekor kucing yang dia mengurungnya sampai mati, maka ia masuk neraka karena kucing itu. Ia mengurungnya dan tidak memberinya makan dan minum, dan tidak pula dia melepaskannya sehingga bisa makan serangga-serangga bumi". [HR. Muslim juz 4, hal. 2022]
عَنْ عَبْدِ الرَّحْمنِ بْنِ عَبْدِ اللهِ عَنْ اَبِيْهِ قَالَ: كُنَّا مَعَ رَسُوْلِ اللهِ ص فِى سَفَرٍ فَانْطَلَقَ لِحَاجَتِهِ، فَرَأَيْنَا حُمَّرَةً مَعَهَا فَرْخَانِ، فَاَخَذْنَا فَرْخَيْهَا، فَجَاءَتِ اْلحُمَّرَةُ فَجَعَلَتْ تَعْرُشُ فَجَاءَ النَّبِيُّ ص فَقَالَ: مَنْ فَجَعَ هذِهِ بِوَلَدِهَا؟ رُدُّوْا وَلَدَهَا اِلَيْهَا، وَرَأَى قَرْيَةَ نَمْلٍ قَدْ حَرَقْنَاهَا فَقَالَ: مَنْ حَرَقَ هذِهِ؟ قُلْنَا نَحْنُ. قَالَ: اِنَّهُ لاَ يَنْبَغِى اَنْ يُعَذّبَ بِالنَّارِ اِلاَّ رَبُّ النَّارِ. ابو داود 3: 55، رقم: 2675
Dari Abdur Rahman bin Abdullah, dari ayahnya, ia berkata, "Dahulu kami pernah bersama Rasulullah SAW di dalam safar, lalu beliau pergi untuk buang hajat, lalu kami melihat seekor burung Hummarah (burung yang berwarna merah) bersama dua anaknya, maka kami ambil dua anak burung tersebut. Kemudian burung Hummarah tersebut datang dan bergelantung, lalu Nabi SAW datang dan bersabda, "Siapa yang membuat sedih burung ini dengan mengambil anaknya ?". Kembalikanlah anaknya itu kepadanya. Dan beliau pernah melihat sarang semut yang kami telah membakarnya, maka beliau bertanya, "Siapa yang membakar sarang semut ini ?". Kami menjawab, "Kami (yang membakarnya)". Beliau SAW bersabda, "Sesungguhnya tidak pantas menyiksa dengan api kecuali Tuhannya api". [HR. Abu Dawud juz 3, hal. 55, no. 2675]
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ جَعْفَرٍ قَالَ: اَرْدَفَنِى رَسُوْلُ اللهِ ص خَلْفَهُ ذَاتَ يَوْمٍ، فَاَسَرَّ اِلَيَّ حَدِيْثًا لاَ اُحَدّثُ بِهِ اَحَدًا مِنَ النَّاسِ، وَ كَانَ اَحَبُّ مَا اسْتَتَرَ بِهِ رَسُوْلُ اللهِ ص لِحَاجَتِهِ هَدَفًا اَوْ حَائِشَ نَخْلٍ، قَالَ: فَدَخَلَ حَائِطًا لِرَجُلٍ مِنَ اْلاَنْصَارِ فَاِذَا فِيْهِ جَمَلٌ فَلَمَّا رَأَى النَّبِيَّ ص حَنَّ وَ ذَرَفَتْ عَيْنَاهُ، فَاَتَاهُ النَّبِيُّ ص، فَمَسَحَ ذِفْرَاهُ فَسَكَتَ، فَقَالَ: مَنْ رَبُّ هذَا اْلجَمَلِ؟ لِمَنْ هذَا اْلجَمَلُ؟ فَجَاءَ فَتًى مِنَ اْلاَنْصَارِ فَقَالَ: لِى يَا رَسُوْلَ اللهِ، فَقَالَ: اَفَلاَ تَتَّقِى اللهَ فِى هذِهِ اْلبَهِيْمَةِ الَّتِى مَلَّكَكَ اللهُ اِيَّاهَا. فَاِنَّهُ شَكَا اِلَيَّ اِنَّكَ تُجِيْعُهُ وَ تُدْئِبُهُ. ابو داود 3: 23، رقم: 2549
Dari 'Abdullah bin Ja'far, ia berkata, "Pada suatu hari Rasulullah SAW memboncengkan saya, lalu beliau merahasiakan perkataan yang saya tidak akan menceritakannya kepada seseorangpun diantara manusia. Dan sesuatu yang paling disukai oleh Rasulullah SAW untuk dinding ketika beliau buang hajat adalah gundukan tanah atau pohon-pohon kurma. Lalu beliau masuk kebun kepunyaan orang Anshar, maka tiba-tiba di dalam kebun itu ada seekor unta. Setelah unta itu melihat Nabi SAW, dia menangis dan berlinang kedua matanya. Kemudian Nabi SAW mendatangi unta tersebut dan mengusap bagian belakang kepalanya, lalu (unta itu) diam. Kemudian beliau bersabda, "Siapa pemilik unta ini ? Kepunyaan siapa unta ini ?". Kemudian datang seorang pemuda Anshar dan berkata, "Kepunyaan saya ya Rasulullah". Maka beliau bersabda, "Mengapa kamu tidak takut kepada Allah dalam memperlakukan binatang ini yang Allah telah memilikkannya kepadamu ?". Sesungguhnya dia mengadu kepadaku bahwa kamu membiarkannya lapar dan kamu membebaninya dengan pekerjaan yang berat". [HR. Abu Dawud juz 3, hal. 23, no. 2549]
عَنْ سَهْلِ بْنِ اْلحَنْظَلِيَّةِ قَالَ: مَرَّ رَسُوْلُ اللهِ ص بِبَعِيْرٍ قَدْ لَحِقَ ظَهْرُهُ بِبَطْنِهِ، فَقَالَ: اِتَّقُوا اللهَ فِى هذِهِ اْلبَهَائِمِ اْلمُعْجَمَةِ، فَارْكَبُوْهَا صَالِحَةً، وَ كُلُوْهَا صَالِحَةً. ابو داود 3: 23، رقم: 2548
Dari Sahl bin Handhaliyah, ia berkata : Rasulullah SAW pernah melewati seekor unta yang sangat kurus, maka beliau bersabda, "Takutlah kalian kepada Allah dalam memperlakukan binatang yang tidak bisa berbicara ini. Naikilah binatang itu secara baik dan makanlah binatang itu secara baik pula". [HR. Abu Dawud juz 3, hal. 23, no. 2548]
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَبَّاسٍ رض اَنَّ رَجُلاً اَضْجَعَ شَاةً يُرِيْدُ اَنْ يَذْبَحَهَا، وَ هُوَ يُحِدُّ شَفْرَتَهُ فَقَالَ النَّبِيُّ ص: اَتُرِيْدُ اَنْ تُمِيْتَهَا مَوْتَاتٍ، هَلاَّ حَدَّدْتَ شَفْرَتَكَ قَبْلَ اَنْ تُضْجِعَهَا. الحاكم 4: 257، رقم: 7563، و قال: هذا حديث صحيح على شرط البخارى
Dari Abdullah bin 'Abbas RA, bahwasanya ada seorang laki-laki membaringkan seekor kambing yang ia akan menyembelihnya sambil dia mengasah pisaunya. Maka Nabi SAW bersabda, "Apakah kamu ingin mematikannya beberapa kali ? Mengapa kamu tidak mengasah pisaumu dulu sebelum membaringkannya ?". [HR. Hakim juz 4, hal. 257, no. 7563. Ia berkata, "Shahih atas syarath Bukhari]
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرٍو اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: مَا مِنْ اِنْسَانٍ قَتَلَ عُصْفُوْرًا فَمَا فَوْقَهَا بِغَيْرِ حَقّهَا اِلاَّ سَأَلَهُ اللهُ عَزَّ وَ جَلَّ عَنْهَا. قِيْلَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، وَ مَا حَقُّهَا؟ قَالَ: يَذْبَحُهَا فَيَأْكُلُهَا، وَ لاَ يَقْطَعُ رَأْسَهَا فَيَرْمِى بِهَا. النسائى 7: 207
Dari 'Abdullah bin 'Amr bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah manusia membunuh burung pipit atau diatasnya tanpa haqnya kecuali Allah Azza wa Jalla pasti minta pertanggungjawabannya (pada hari qiyamat)". Lalu ditanyakan, "Ya Rasulullah, apa itu haqnya ?". Beliau bersabda, "Haqnya yaitu ia menyembelihnya lalu memakannya, bukan ia memotong kepalanya lalu membuangnya". [HR. Nasai juz 7, hal. 207]
عَنْ عَمْرِو بْنِ الشَّرِيْدِ قَالَ: سَمِعْتُ الشّرِيْدَ رض يَقُوْلُ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: مَنْ قَتَلَ عُصْفُوْرًا عَبَثًا عَجَّ اِلَى اللهِ عَزَّ وَ جَلَّ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ يَقُوْلُ: يَا رَبّ اِنَّ فُلاَنًا قَتَلَنِى عَبَثًا، وَ لَمْ يَقْتُلْنِى مَنْفَعَةً. النسائى 7: 239
Dari Amr bin Syariid, ia berkata : Saya mendengar Syariid berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa membunuh burung pipit untuk main-main, maka pada hari qiyamat nanti burung itu akan mengadu kepada Allah Azza wa Jalla seraya berkata, "Wahai Tuhanku, sesungguhnya si fulan telah membunuhku untuk main-main dan tidak membunuhku untuk diambil manfaatnya". [HR. Nasai juz 7, hal. 239]
عَنْ سَعِيْدِ بْنِ جُبَيْرٍ قَالَ: مَرَّ ابْنُ عُمَرَ بِفِتْيَانٍ مِنْ قُرَيْشٍ قَدْ نَصَبُوْا طَيْرًا وَ هُمْ يَرْمُوْنَهُ، وَ قَدْ جَعَلُوْا لِصَاحِبِ الطَّيْرِ كُلَّ خَاطِئَةٍ مِنْ نَبْلِهِمْ، فَلَمَّا رَأَوُا ابْنَ عُمَرَ تَفَرَّقُوْا، فَقَالَ ابْنُ عُمَرَ: مَنْ فَعَلَ هذَا؟ لَعَنَ اللهُ مَنْ فَعَلَ هذَا، اِنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص لَعَنَ مَنِ اتَّخَذَ شَيْئًا فِيْهِ الرُّوْحُ غَرَضًا. مسلم 3: 1550
Dari Said bin Jubair, ia berkata : Ibnu 'Umar pernah melewati beberapa pemuda Quraisy yang memasang burung sebagai sasaran, lalu mereka memanahnya. Dan setiap kali panah mereka itu tidak mengenai sasaran, mereka memberi pemberian kepada pemilik burung tersebut. Ketika mereka melihat Ibnu 'Umar (datang), mereka bubar. Lalu Ibnu 'Umar berkata, "Siapa yang berbuat ini ? Semoga Allah melaknat kepada orang yang berbuat demikian. Sesungguhnya Rasulullah SAW melaknat orang yang menjadikan sesuatu yang bernyawa sebagai sasaran". [HR. Muslim juz 3, hal. 1550]
عَنْ سَعِيْدِ بْنِ جُبَيْرٍ قَالَ: مَرَّ ابْنُ عُمَرَ بِنَفَرٍ قَدْ نَصَبُوْا دَجَاجَةً يَتَرَامَوْنَهَا. فَلَمَّا رَأَوُا ابْنَ عُمَرَ تَفَرَّقُوْا عَنْهَا. فَقَالَ ابْنُ عُمَرَ: مَنْ فَعَلَ هذَا؟ اِنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص لَعَنَ مَنْ فَعَلَ هذَا. مسلم 3: 1550
Dari Said bin Jubair, ia berkata : Ibnu Umar pernah melewati sekelompok orang yang memasang ayam sebagai sasaran, lalu mereka memanahnya. Setelah mereka melihat Ibnu Umar, lalu mereka berhamburan pergi meninggalkannya. Maka Ibnu Umar berkata, Siapa yang melakukan demikian ini ?. Sesungguhnya Rasulullah SAW melanat orang yang melakukan demikian ini. [HR. Muslim juz 3, hal. 1550]
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: لاَ تَتَّخِذُوْا شَيْئًا فِيْهِ الرُّوْحُ غَرَضًا. مسلم 3: 1549
Dari Ibnu Abbas bahwasanya Nabi SAW bersabda, Janganlah kalian menjadikan sesuatu yang bernyawa untuk sasaran. [HR. Muslim juz 3, hal. 1549]
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ قَالَ: مَرَّ حِمَارٌ بِرَسُوْلِ اللهِ ص قَدْ كُوِيَ فِى وَجْهِهِ تَفُوْرُ مِنْخَرَاهُ مِنْ دَمٍ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لَعَنَ اللهُ مَنْ فَعَلَ هذَا، ثُمَّ نَهَى عَنِ اْلكَيّ فِى اْلوَجْهِ وَ الضَّرْبِ فِى اْلوَجْهِ. ابن حبان فى صحيحه 5: 340، رقم: 5635
Dari Jabir bin 'Abdullah, ia berkata, "Ada himar lewat di depan Rasulullah SAW yang telah diberi tanda (dengan cara memberi cap dengan besi panas) pada mukanya, sedang kedua hidung himar itu mengalirkan darah. Lalu Rasulullah SAW bersabda, "Semoga Allah melanat kepada orang yang berbuat demikian ini". Kemudian beliau melarang memberi tanda (dengan besi yang dipanaskan) pada muka binatang dan memukul muka". [HR. Ibnu Hibban di dalam shahihnya, juz 5, hal. 340, no. 5635]
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: نَهَى رَسُوْلُ اللهِ ص عَنِ التَّحْرِيْشِ بَيْنَ اْلبَهَائِمِ. ابو داود 3: 26، رقم: 2562
Dari Ibnu 'Abbas RA, ia berkata, "Rasulullah SAW melarang mengadu binatang". [HR. Abu Dawud juz 3, hal. 26, no. 2562]

Comments

Popular posts from this blog

Tata Pelaksanaan Ibadah Qurban Sesuai Tuntunan Rasulullah

1. Waktu penyembelihan : عَنْ اَنَسٍ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ ص يَوْمَ النَّحْرِ مَنْ كَانَ ذَبَحَ قَبْلَ الصَّلَاةِ فَلْيُعِدْ . متفق عليه. وللبخارى. مَنْ ذَبَحَ قَبْلَ الصَّلَاةِ فَاِنَّمَا يَذْبَحُ لِنَفْسِهِ. وَ مَنْ ذَبَحَ بَعْدَ الصَّلَاةِ فَقَدْ تَمَّ نُسُكُهُ وَ اَصَابَ سُنَّةَ الْمُسْلِمِيْنَ . البخارى عن البراء، فى نيل الاوطار 5 : 140 Dari Anas, ia berkata, Nabi SAW bersabda pada hari Nahr ('iedul Adlha), "Barangsiapa yang menyembelih sebelum shalat 'ied, maka hendaklah ia mengulangi". [Muttafaq 'alaih]. Dan bagi Bukhari : "Barangsiapa menyembelih sebelum shalat, maka sesungguhnya ia hanya menyembelih untuk dirinya sendiri (yakni tidak dinilai sebagai ibadah qurban), dan barangsiapa menyembelih sesudah shalat maka sempurnalah ibadah sembelihannya dan bersesuaianlah pelaksanaannya dengan sunnah kaum muslimin" . [HR. Bukhari dari Al-Baraa', dalam Nailul Authar juz 5, hal. 140] Berdasar riwayat dari Sulaiman Ibnu Musa

Berjabat tangan dan bermuka manis.

عَنْ اَبِى ذَرّ قَالَ: قَالَ لىِ النَّبِيُّ ص: لاَ تَحْقِرَنَّ مِنَ اْلمَعْرُوْفِ شَيْئًا وَ لَوْ اَنْ تَلْقَى اَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ . مسلم 4: 2026 Dari Abu Dzarr, ia berkata : Nabi SAW bersabda kepadaku, "Janganlah kamu meremehkan sesuatu kebaikan meskipun berupa kamu bertemu saudaramu dengan wajah yang berseri-seri" . [HR. Muslim juz 4, hal. 2026] عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: كُلُّ مَعْرُوْفٍ صَدَقَةٌ، وَ اِنَّ مِنَ اْلمَعْرُوْفِ اَنْ تَلْقَى اَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ، وَ اَنْ تُفْرِغَ مِنْ دَلْوِكَ فِى اِنَاءِ اَخِيْكَ . الترمذى 3: 234، و قال: هذا حديث حسن صحيح Dari Jabir bin 'Abdullah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Setiap kebaikan adalah sedeqah, dan sesungguhnya termasuk kebaikan ialah kamu bertemu saudaramu dengan wajah yang berseri-seri, dan (termasuk kebaikan pula) kamu menuangkan air dari timbamu ke bejana saudaramu" . [HR. Tirmidzi juz 3, hal. 234, ia berkata : Ini hadits Hasan shahih

Halal Haram dalam Islam - Tentang Mengolok-olok, Su-udhan, Tajassus dan Ghibah

Firman Allah SWT : ياَيُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوْا لاَ يَسْخَرْ قَوْمٌ مّنْ قَوْمٍ عَسى اَنْ يَّكُوْنُوْا خَيْرًا مّنْهُمْ وَ لاَ نِسَآءٌ مّنْ نّسَآءٍ عَسى اَنْ يَّكُنَّ خَيْرًا مّنْهُنَّ، وَ لاَ تَلْمِزُوْآ اَنْفُسَكُمْ وَ لاَ تَنَابَزُوْا بِاْلاَلْقَابِ، بِئْسَ اْلاِسْمُ اْلفُسُوْقُ بَعْدَ اْلاِيْمَانِ، وَ مَنْ لَّمْ يَتُبْ فَاُولئِكَ هُمُ الظَّالِمُوْنَ(11) ياَيُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مّنَ الظَّنّ، اِنَّ بَعْضَ الظَّنّ اِثْمٌ وَّ لاَ تَجَسَّسُوْا وَ لاَ يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًا، اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُ، وَ اتَّقُوا اللهَ، اِنَّ اللهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ(12) الحجرات:11-12 Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang